GoTo Makin Hemat, Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,33 Triliun di Kuartal I 2023

GoTo berhasil menghemat lebih dari Rp 1,08 triliun, membaik 29 persen (yoy)

Republika/Rahayu Subekti
CEO GoTo Andre Soelistyo (kiri), Komisaris GoTo Agus DW Martowardojo (tengah), dan Peneliti LPEM FEB UI, Prani Sastiono (kanan) dalam Konferensi Pers Peluncuran Riset LPEM UI Dampak Ekonomi Ekosistem GoTo pada Perekonomian Nasional 2022 di Kantor Gojek, Jakarta Selatan, Rabu (29/3/2023).
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mencetak pendapatan bersih senilai Rp 3,33 triliun pada kuartal pertama 2023. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 123 persen dibandingkan capaian pada kuartal pertama 2022 sebesar Rp 1,49 triliun.

"Langkah efisiensi yang telah kami terapkan sejauh ini telah mengurangi basis pengeluaran operasional secara signifikan," kata Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo dalam keterangan pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis (27/4/2023).

GoTo juga mencatat nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) senilai Rp 148,5 triliun, tumbuh enam persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal pertama 2023.

Dari total GTV tersebut, perseroan berhasil mengantongi pendapatan bruto sebesar Rp 5,98 triliun atau tumbuh 14,3 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (yoy). Jacky menuturkan efisiensi menjadi kunci peningkatan pendapatan bersih perseroan.

Baca Juga


Menurutnya, manajemen hanya menghabiskan Rp 2,63 triliun untuk biaya promosi dan insentif pelanggan pada kuartal pertama 2023. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal pertama 2022 senilai Rp 3,73 triliun untuk pos pengeluaran yang sama.

"Hal tersebut menunjukkan ada penghematan lebih dari Rp 1,08 triliun, membaik sebesar 29 persen secara tahunan," katanya.

Menurutnya, menjaga kedisiplinan biaya adalah hal penting untuk strategi jangka panjang. Sebab basis biaya yang rendah akan memberikan fleksibilitas tambahan untuk mengalokasikan modal dalam rangka percepatan pertumbuhan di masa depan.

Selain memangkas biaya insentif untuk pelanggan, GoTo juga melakukan serangkaian efisiensi di biaya operasional antara lain menurunkan beban umum dan administrasi sebanyak 11 persen menjadi Rp 2,29 triliun. Beban penjualan dan pemasaran juga menyusut sebesar 50 persen dari Rp 3,3 triliun menjadi Rp 1,63 triliun sehingga ada penghematan lebih dari Rp 1,6 triliun.

Kemampuan efisiensi melalui perbaikan struktur biaya dan mengendalikan pos pengeluaran membuat beban operasional GoTo menyusut 20,6 persen menjadi Rp 7,37 triliun. Semua pencapaian itu menghasilkan rugi bersih tahun berjalan senilai Rp 3,89 triliun.

Meski masih membukukan kerugian, Jacky menuturkan GoTo secara perlahan mulai membalikkan keadaan. Sebagai pembanding, rugi bersih GoTo pada kuartal pertama 2022 mencapai Rp 6,6 triliun. Itu berarti profit and loss membaik 41 persen dalam setahun terakhir sehingga membuat arus kas perusahaan menjadi lebih sehat.

Posisi kas GoTo dan neraca keuangan tetap solid dengan jumlah uang tunai sebesar Rp 26,7 triliun serta fasilitas kredit sekitar Rp 4,65 triliun.

"Kami optimistis akan mencapai arus kas operasional positif tanpa tambahan pendanaan eksternal," ujarnya.

Analis BCA Sekuritas Fahkrul Arifin menilai upaya GoTo tersebut sudah terlihat sejak kuartal kedua 2022. GoTo secara konsisten meminimalisasi biaya pengeluaran dan mendorong peningkatan monetisasi melalui adjustment tarif, dan meluncurkan produk baru dengan margin yang lebih tinggi.

"Kinerja kuartal pertama ini menjadi pijakan yang baik dan momentum turn around bagi GoTo dalam mempercepat profitabilitas," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler