Negara Anggota NATO Pertimbangkan Kirim Pasukan ke Ukraina
Ukraina menyatakan ingin bergabung menjadi anggota NATO.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Beberapa negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mungkin mempertimbangkan untuk mengerahkan pasukan ke Ukraina. Tindakan itu, menurut mantan sekretaris jenderal NATO Anders Rasmussen, sedang dipertimbangkan jika anggota lain atau aliansi tidak menawarkan jaminan keamanan yang signifikan ke Kiev, terutama pada pertemuan puncak pada Juli.
"Jika NATO tidak dapat menyepakati jalan yang jelas ke depan untuk Ukraina, ada kemungkinan yang jelas bahwa beberapa negara secara individual dapat mengambil tindakan," kata sosok yang sekarang menjabat sebagai penasihat resmi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Rasmussen menyatakan, Polandia sangat terlibat dalam memberikan bantuan nyata kepada Ukraina. "Dan saya tidak akan mengecualikan kemungkinan Polandia akan terlibat lebih kuat dalam konteks ini secara nasional dan diikuti oleh negara-negara Baltik, mungkin termasuk kemungkinan pasukan di lapangan," katanya.
Melakukan kunjungan ke berbagai ibu kota Eropa dan Amerika Seriat menjelang KTT Vilnius, Lituania, Rasmussen telah menekankan pentingnya memberikan jaminan keamanan tertulis kepada Ukraina. Menurut laporan The Guardian, jaminan itu termasuk bidang-bidang seperti pembagian intelijen, dukungan pelatihan, produksi amunisi, dan persediaan persenjataan yang berkelanjutan.
Rasmussen mengatakan, jaminan itu sangat penting. Namun para anggota NATO seharusnya tidak menutupi fokus utama atas status Ukraina menuju keanggotaan aliansi tersebut.
Rasmussen menjabat sebagai perdana menteri Denmark dari 2001 hingga 2009 dan sekretaris jenderal NATO dari 2009 hingga 2014. Dia kemudian digantikan oleh Jen Stoltenberg yang sampai saat ini menjabat sebagai kepala aliansi itu.