Hungaria Tetapkan Aturan Penjualan Buku LGBT di Toko-Toko Buku

Awal bulan ini, pemerintah mendenda pada toko buku terbesar kedua di Hungaria.

www.freepik.com
Buku (ilustrasi).
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST – Di sebuah toko buku Yahudi dengan panel kayu yang nyaman di Budapest, Hungaria, Eva Redai menaiki anak tangga, menata buku-buku di rak. Di antara buku-buku tersebut, terlihat sejumlah judul buku terbungkus plastik. Buku-buku berisi tema tentang LGBTQ+.

Baca Juga


Konten buku yang ditetapkan pemerintah tak cocok bagi mereka yang di bawah usia 18 tahun. Redai yang kini berusia 76 tahun menyatakan, hampir 35 tahun ia menjalankan toko bukunya, Lang Teka. Namun belum pernah ia mengalami hal seperti sekarang. 

Redai mesti memilah dan memisahkan buku yang dijualnya agar tak melanggar peraturan pemerintah. Yakni, ia mesti membungkus buku-buku LGBT dengan plastik. Dalam pandangannya, ini merupakan kebijakan diskriminatif. 

‘’Sebagai seorang yang terjun dalam bisnis ini dalam waktu lama, bahkan saya tak bisa menentukan buku mana yang masuk kategori dilarang,’’ kata Redai, Sabtu (29/7/2023). 

Pemerintahan perdana menteri Viktor Orban dalam beberapa tahun terakhir menerapkan kebijakan tegas terhadap LGBT. Undang-undang perlindungan anak disahkan pada 2021, terutama dari kampanye kelompok LGBT. 

Undang-undang ini melarang penggambaran atau promosi konten homoseksualitas kepada kelompok minor termasuk di televisi, film, iklan, dan literatur. Juga ada larangan menyebutkan isu-isu LGBT dalam program pendidikan sekolah. 

Larangan lainnya adalah penggambaran secara publik penyimpangan gender dari jenis kelamin bawaan mereka lahir. Pemerintah Hungaria juga memuat hukuman berat bagi pedofilia. 

Awal bulan ini, kantor pemerintah mendenda kepada toko buku terbesar kedua di Hungaria, Lira Konyv karena melanggar undang-undang perlindungan anak tersebut. Mereka diperintahkan untuk membayar denda 12 juta forints atau sekitar 35 ribu dolar AS. 

Penyebabnya, toko buku ini memajang novel grafis populer mengenai LGBT di bagian literatur untuk anak-anak muda. Mereka juga tak membungkus buku LGBT tersebut dengan plastik foil ketika memajangnya di rak.

Krisztian Nyary, penulis yang juga direktur kreatif Lira Konyv, mengatakan, bahasa dalam undang-undang mengandung ambiguitas yang menjatuhkan beban ke toko buku untuk menentukan dari ribuan judul buku yang dijual mengandung konten yang dilarang. 

‘’Masalahnya, penjuallah yang kemudian menentukan pada buku mana saja aturan itu berlaku dan sebaliknya. Bibel juga menggambarkan homoseksualitas,’’ kata Nyary. Ia menambahkan, toko buku akan kesulitan menetapkan judul mana yang terlarang menurut UU. 

‘’Di toko buku kecil, terdapat 4.000 hinga 5.000 judul buku, atau di toko buku besar ada 60 ribu hingga 70 ribu judul buku. Para penjual buku, tak tahu secara mendetail bagaimana isi buku yang pajang dan jual,’’ jelas Nyary. 

Terkait denda yang dijatuhkan pemerintah, Nyary menyatakan Lira Konyv berencana akan banding di pengadilan dan tak akan memajang LGBT dengan bungkus plastik. Ia menambahkan, bakal ada pengaruh juga pada keuangan toko buku. 

‘’Kemungkinan menjual buku yang terbungkus adalah sepersepuluh dari buku yang tidak tebungkus. Ini seperti menempatkan lukisan di ruang bawah tanah yang gelap. Setiap orang tahu lukisan itu di sana tetapi tak dapat melihatnya,’’ jelas Nyary. 

Namun langkah sebaliknya ditempuh toko buku Lang Teka. Mesti mengeluh soal diskriminasi tetapi memilih untuk mematuhi aturan pemerintah. Pada Rabu (25/7/2023), seorang karyawan Lang Teka membungkus buku yang menggambarkan homoseksualitas. 

Dia membungkusnya dengan plastik kaca dan menempatkannya di rak dengan buku sejenis yang juga dibungkus. Eva Redai menempelkan plakat di jendela depan toko bukunya, berbunyi,’’ Di toko buku ini, kami juga menjual buku dengan ‘konten nontradisional’.’’

Redai mengaku, ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip-prinsip dan pemikirannya. ‘’Namun, saya orang yang taat hukum dan tak mau membakat denda jutaan forints. Maka, kami mencoba mematuhi hukum yang mereka terapkan kepada kami.’’

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler