Tafsir Sejumlah Ayat Alquran tentang Polusi dan Pencemaran Udara

Alquran menjelaskan tentang keharusan menjaga lingkungan, termasuk udara.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Ilustrasi ngaji Alquran.
Rep: Fuji Eka Permana Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langit adalah salah satu makhluk Allah yang diciptakan bagi keperluan manusia. Langit mencakup semua benda yang terdapat di atas permukaan bumi. Matahari, bulan, bintang-bintang, dan planet-planet yang terserak di angkasa luas termasuk di dalamnya. 

Baca Juga


Demikian juga atmosfer dan lapisannya, udara yang mengisi seluruh ruang, awan yang mengandung air maupun tidak, dan ekosistem angkasa, semua termasuk bagian langit. Jadi, semua yang ada di angkasa, baik berupa benda padat, cair, maupun gas, adalah bagian dari langit.

Dalam keadaan normal, langit yang bersih dari polusi atau kerusakan dapat memberi manfaat maksimal bagi manusia dan makhluk lainnya. Manusia dapat menghirup udara bersih yang menyehatkan. 

Alat transportasi udara, seperti pesawat, dapat terbang membelah udara dengan nyaman, tanpa khawatir gangguan alam. Perubahan cuaca dapat diprediksi dan tidak sampai membuat manusia gelisah dengan perubahannya yang tidak terduga. 

Berbeda dari itu, kerusakan langit sudah barang tentu akan menimbulkan dampak negatif yang sangat besar bagi manusia dan makhluk lainnya. Kerusakan langit disebabkan kontaminasi yang merubah ekosistemnya. Kontaminasi terjadi misalnya akibat polusi udara yang timbul dari pembakaran hutan atau lahan, penggunaan bahan bakar minyak yang berlebihan, serta pemakaian pendingin udara atau freon yang tidak terkendali. 

Dari sini tampak bahwa kerusakan di langit juga disebabkan perbuatan manusia. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ اَهْوَاۤءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ بَلْ اَتَيْنٰهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُّعْرِضُوْنَ ۗ

Seandainya kebenaran itu menuruti keinginan mereka, niscaya binasalah langit dan bumi serta semua yang ada di dalamnya. Bahkan, Kami telah mendatangkan (Alquran sebagai) peringatan mereka, tetapi mereka berpaling dari peringatan itu. (QS Al-Mu'minun Ayat 71)

Langit dan bumi akan rusak jika yang dijadikan pedoman adalah hawa nafsu. Nafsu tidak mengenal kata henti dalam berburu kepuasan, keinginan, dan kerakusan. Berapapun yang berhasil diraih, itu tidak akan menjadikan manusia berhenti dari keinginan lain yang lebih dari sebelumnya. 

Langit Rusak Akibat Nafsu Manusia

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Nafsu yang tidak terkendali mengakibatkan kerusakan di langit dan bumi, bahkan mempengaruhi juga kepunahnya, semua yang ada pada keduanya. Karena itu, Islam mengajarkan sifat qana‘ah, puas dengan rezeki yang telah dianugerahkan Allah.

Kerusakan di langit bermula dari ulah manusia di bumi. Seperti diketahui, bumi dilingkupi oleh atmosfer yang melindungi penduduknya dari paparan sinar matahari secara langsung yang mengandung sinar ultraviolet, yang dapat merusak lingkungan. 

Pembakaran hutan secara besar-besaran menyebabkan hilangnya unsur pembersihan udara. Proses fotosintesis yang menyerap gas karbondioksida dan menghasilkan gas oksigen terganggu. Kuantitas dan kualitas oksigen pun berkurang hingga akhirnya mengganggu kehidupan makhluk hidup. Mereka sulit bernafas,dan di saat yang sama cuaca menjadi semakin panas hingga menimbulkan keresahan dan ketidaknyamanan.

Penurunan kualitas udara juga terjadi karena polusi akibat penggunaan bahan bakar fosil berlebih, baik untuk kendaraan maupun pabrik. Adalah benar bahwa proses ini menjadi bagian dari dinamika kehidupan, bahkan menunjuk pada kemajuan yang berhasil dicapai manusia. Namun tanpa pengendalian, proses ini tentunya akan berdampak negatif, terutama tampak jelas dari menurunnya kualitas udara dan lingkungan.

Kerusakan-kerusakan di langit juga bisa berdampak negatif lebih luas. Penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi, batubara, dan gas bumi) untuk industri, transportasi, dan rumah tangga terus meningkatkan kadar karbondioksida di udara. Bumi pun menjadi semakin panas karena panas yang dilepaskan bumi tertahan oleh karbondioksida dan uap air di lapisan bawah atmosfer sehingga tidak dapat dilepaskan ke angkasa luas. 

Kondisi ini dinamakan efek rumah kaca. Layaknya kita di rumah kaca, panas matahari menembus atmosfer, tetapi tidak bisa dikeluarkan dari sana. Akibat langsung dari kondisi ini adalah terjadinya pemanasan bumi secara global (global warming). 

Dilansir dari buku Kiamat Dalam Perspektif Alquran dan Sains, buku ini disusun atas kerjasama Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 2011.

Laporan peneliti dari sumber lain, global warming jika tidak diantisipasi, lama kelamaan akan mengakibatkan punahnya tumbuhan, hewan bahkan manusia. Permukaan air laut akan semakin naik dan menenggelamkan beberapa kota di pinggir laut, semakin banyak kasus gagal panen, dan bencana alam.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler