Militer Israel Bunuh Warga Palestina dalam Serangan Terbaru di Tepi Barat
Lebih dari 180 warga Palestina meninggal dalam kekerasan di Tepi Barat sejak 2022.
REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM — Pasukan Israel membunuh seorang pria Palestina dalam serangan tentara di wilayah pendudukan Tepi Barat pada Selasa (5/9/2023). Insiden terbaru ini gelombang kekerasan selama setahun yang telah meningkat ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut dalam dua dekade.
Militer mengatakan, pasukannya menghancurkan timbunan bahan peledak di kamp pengungsi Nour Shams di Tepi Barat utara pada Selasa. Selama operasi tersebut, militer mengklaim diserang oleh orang-orang bersenjata dan membalas tembakan.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, seorang pria berusia 21 tahun meninggal karena luka tembak di kepala. Tidak ada kelompok militan Palestina yang langsung mengklaim korban tersebut sebagai anggota.
Video kejadian yang dirilis militer tampak menunjukkan bola api besar meletus dari sebuah gedung. Video amatir lain yang belum dikonfirmasi menunjukkan ledakan di bawah buldoser militer Israel.
Serangan Palestina terhadap warga Israel meningkat seiring dengan semakin intensifnya serangan penangkapan oleh Israel di Tepi Barat. Lebih dari 30 orang mati dalam serangan Palestina terhadap Israel sejak awal 2023.
Penggerebekan yang ditingkatkan pada awal tahun lalu telah memicu ketegangan di wilayah pendudukan Tepi Barat. Tindakan itu juga memicu beberapa pertempuran terburuk antara Israel dan Palestina di Tepi Barat sejak pemberontakan Palestina terakhir pada awal 2000-an.
Menurut penghitungan Associated Press, lebih dari 180 warga Palestina meninggal dalam kekerasan tersebut. Israel mengatakan, sebagian besar korban meninggal adalah militan, tetapi para pemuda pelempar batu yang memprotes serangan tersebut serta orang-orang yang tidak terlibat dalam konfrontasi juga menjadi korban.
Israel mengatakan, penggerebekan itu dimaksudkan untuk membongkar jaringan militan dan menggagalkan serangan di masa depan. Warga Palestina mengatakan, penggerebekan tersebut melemahkan pasukan keamanannya, menginspirasi lebih banyak militansi, dan memperkuat kendali Israel atas Tepi Barat.