Apakah Amal Baik Orang Kafir Diterima Allah? (Bagian 2-Habis)
Kunci diterimanya suatu perbuatan ialah iman kepada Allah dan Rasul-Nya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amal dan perbuatan golongan mukmin diterima Allah, diampuni segala dosanya, mereka mendapat pahala di dunia, sedang di akhirat akan mendapat kebahagiaan yang abadi. Lalu, dijelaskan dalam ayat selanjutnya tentang sebab dihapusnya atau ditolaknya amal orang kafir dan diterimanya amal orang mukmin.
ذٰلِكَ بِاَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوا اتَّبَعُوا الْبَاطِلَ وَاَنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّبَعُوا الْحَقَّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ لِلنَّاسِ اَمْثَالَهُمْ
Artinya: (Hal) itu (terjadi) karena sesungguhnya orang-orang yang kufur mengikuti kebatilan, sedangkan orang-orang yang beriman mengikuti kebenaran dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan mereka kepada manusia. (Alquran surat Muhammad ayat 3).
Dalam ayat ini diterangkan sebab dihapusnya pahala perbuatan orang-orang kafir dan sebab-sebab diterima serta diberi pahalanya perbuatan orang-orang yang beriman. Allah membatalkan pahala perbuatan orang-orang kafir karena mereka lebih memilih kesesatan daripada kebenaran, mengikuti godaan setan, mengikuti hawa nafsunya, dan tidak beriman kepada Allah dan RasulNya.
Kunci diterimanya suatu perbuatan ialah iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Orang-orang yang beriman tunduk dan patuh kepada Allah, dan seluruh perbuatannya ditujukan semata-mata mencari keridhaan Allah. Oleh karena itu, Allah menenangkan hati dan pikiran mereka serta membimbing mereka menempuh jalan yang lurus.
Di samping menerangkan...
Di samping menerangkan dengan tegas sikap dan tindakanNya terhadap orang-orang kafir dan orang-orang yang beriman, Allah membuat perumpamaan, tamsil, dan ibarat bagi manusia dengan mengemukakan berbagai sifat, perbuatan, dan keyakinan seseorang dalam hidup dan kehidupannya serta akibat dan balasan dari perbuatan mereka.
Sebenarnya, orang-orang yang mau mengerti dan memahami hikmah di balik perumpamaan, tamsil, dan ibarat itu, mereka tentu beriman kepada Allah, tetapi karena hati, pendengaran, dan penglihatan orang-orang kafir telah tertutup dan terkunci karena kejahatan yang telah dilakukan, maka semua perumpamaan itu tidak berarti sedikit pun bagi mereka.
Dari ayat ini dapat diambil satu kesimpulan, yaitu telah menjadi sunnatullah (hukum Allah) yang tidak dapat dipungkiri oleh siapapun, bahwa dasar semua perbuatan seseorang yang diridhoi Allah ialah iman kepada-Nya, kepada Muhammad sebagai rasul-Nya, kepada semua yang dibawa oleh rasul, mengerjakan semua perintah-perintahNya, serta menjauhi semua larangan-Nya.
Itulah perbuatan yang bisa mendatangkan pahala, sedangkan perbuatan yang tidak didasari dengan iman, takwa, dan taat kepada-Nya, tidak ada pahalanya di sisi Allah, ibarat buih yang mengapung di permukaan air yang timbul dan hilang tanpa meninggalkan bekas.