Tutupi Kekurangan Produksi, Kementan Targetkan Tanam 2 Juta Hektare pada Februari
Target produksi beras tinggi pada April-mei untuk menggeser kekurangan produksi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengejar produksi beras pada April-Mei mendatang tinggi dengan menggenjot penanaman pada Februari-Maret ini. Direktur Serealia Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Moh Ismail Wahab mengatakan, target produksi beras tinggi pada April-mei untuk menggeser kekurangan produksi akibat El Nino pada Januari-Februari.
"Kalau tidak ada pergerakan diam-diam saja maka tidak akan tercapai tadi. Kita harus menargetkan pertanaman di bulan Februari itu harus tinggi. Kita targetkan 2 juta hektar," ujar Ismail saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2024 dikutip dari Youtube Kemendagri, Selasa (20/2/2024).
Hingga Februari ini, kata Ismail, dari target dua juta tersebut, pertanaman yang dilaporkan baru mencapai 576 ribu hektare. Karena itu, Ismail meminta pemerintah daerah mulai provinsi hingga kabupaten segera menggerakkan tanam dan juga melaporkannya.
"Sekarang kita gerakkan Pak seluruh eselon 1-2 di Kementerian Pertanian bekerjasama dengan dinas dinas kabupaten dan provinsi dan adakan rakor intensif untuk segera mencapai untuk merealisasikan target ini karena potensinya ada," ujarnya.
Ia optimistis target tanam 2 juta hektare pada Februari bisa dilakukan mengingat curah hujan bulan ini masih tinggi sebagaimana prediksi BMKG. "Ini kalau Februari tanam tinggi maka di bulan April kita akan mendapatkan produksi padi ya minimal harus lebih tinggi dari tahun kemarin untuk bisa menutupi kekurangan panen yang terjadi di bulan Januari-Februari dan saya masih optimasi curah hujan ini terus berlanjut sampai ke musim kemarau," ujarnya.
Ismail menjelaskan ketersediaan potensi tanam 2 juta hektare ini berdasarkan pantauan satelit. Menurutnya, potensi lokasi beras itu hampir sekitar 2 juta hektare ditambah potensi pertanian yang ada di masing-masing provinsi itu sekitar 670 ribuan hektare. Artinya ada 2,6 juta hektar potensi tanam yang bisa dikejar untuk menanam padi di Februari.
Begitu juga Maret, Ismail menilai potensi tanam juga masih tinggi dengan melihat curah hujan yang ada. Karena itu, ia optmistis produksi panen pada Mei mendatang juga tinggi sehingga mampu memenuhi kebutuhan beras pada 2024.
"Kita tahu bahwa pertanaman produksi itu berada di kisaran tadi Januari sampai Mei yang hampir 60 persen berada di Kisaran bulan-bulan ini. Sehingga kalau ini bisa kita penuhi kita bisa berharap 2024 masih berharap kita masih surplus," ujarnya.
Sedangkan kekurangan produksi pada Januari-Februari ini, Ismail tidak memungkiri karena faktor El Nino yang menyebabkan tanam tidak bisa dilakukan dari seharusnya pada Oktober-November. Sehingga tanam baru mulai dilakukan pada Desember dan Januari hingga hasilnya bisa mulai dipanen pada Maret.
"Karena menurut ramalan BMKG, Januari adalah puncak curah hujan di bulan 2024, sehingga kita berharap pada Januari pertanaman akan banyak yang ditanamkan banyak maka Maret kita harapkan akan jauh lebih tinggi daripada Februari," ujarnya.