ASFA Bersama Perguruan Tinggi Pesantren Susun Strategi Hadapi Bonus Demografi
ASFA dan perguruan tinggi pesantren hadirkan SDM berkualitas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Assalam Fil Alamin (ASFA) Foundation bersama puluhan perguruan tinggi pesantren menyusun strategi menghadapi tantangan global bonus demografi Indonesia. Langkah ini diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan lembaga pendidikan Islam sekaligus meningkatkan peranan jebolan pesantren membangun negeri.
“Mari sama-sama kita rumuskan bagaimana langkahnya menghadapi bonus demografi nanti. Insya Allah ASFA akan membersamai perguruan tinggi pesantren untuk sama-sama membangun negeri,” kata Ketua ASFA Foundation Komjen Pol (Pur) Syafruddin dalam silaturahim nasional kedua dan workshop perguruan tinggi pesantren di Jakarta pada Kamis (7/3/2024).
Perguruan tinggi pesantren diharapkan menjadi lokomotif yang membawa pemuda Indonesia menjadi berilmu, terampil, dan berakhlak mulia. Hal itu dilakukan dengan menjalankan pendidikan-pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, dan kepesantrenan.
Proses tersebut berjalan secara bertahap dan berkesinambungan. Membutuhkan kolaborasi bersama perguruan tinggi lain, korporasi, lembaga negara, dan berbagai institusi lainnya. “Kita sama-sama memperjuangkan kebaikan membangun perguruan tinggi pesantren demi kelangsungan SDM menuju Indonesia emas,” kata Wakil Kapolri periode 2016-2018.
Syafruddin menjelaskan beberapa waktu yang akan datang, Indonesia akan sampai kepada puncak bonus demografi. Kondisi itu ditandai dengan kebanyakan penduduk Indonesia berada pada usia produktif mulai 14 hingga 60-an tahun.
Dalam kondisi itu, Indonesia akan memainkan peranan strategis dalam dinamika pembangunan global. Diperkirakan pada waktu itu, Indonesia akan termasuk dalam negara yang diperhitungkan di dunia. Indonesia akan sejajar dengan negara-negara besar seperti Amerika, Cina, Rusia, India, dan lainnya.
“Masa seperti ini hanya terjadi sekali dalam sebuah peradaban, dan sulit untuk terulang lagi, karena itu harus kita manfaatkan sebaik mungkin,” kata Syafruddin.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 2018-2019 itu mengatakan, perguruan tinggi pesantren harus berkontribusi besar menghadirkan SDM berkualitas. Khususnya SDM santri yang berilmu, terampil, dan berakhlak mulia.
Tantangan perguruan tinggi pesantren
Ketua Konsorsium Perguruan Tinggi Pesantren, Prof Dr Hamid Fahmy Zarkasyi, menjelaskan tantangan pengembangan perguruan tinggi adalah SDM. Ada saja keterbatasan dalam hal ini. SDM yang diperlukan untuk pengembangan perguruan tinggi pesantren adalah dosen dan tenaga pendukung yang berpendidikan tinggi, mulai jebolan magister, doktoral, hingga guru besar.
Pesantren harus memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan SDM. “Ada beasiswa LPDP, juga beasiswa lainnya, termasuk juga ASFA, ini alhamdulillah, merupakan wasilah untuk peningkatan SDM,” kata Rektor Universitas Darussalam (Unida) Gontor.
Kekuatan perguruan tinggi ada pada SDM. Semakin tinggi kualitas SDM yang ada di perguruan tinggi maka semakin bagus kualitas pendidikan yang berjalan di dalamnya. “Kampus yang memiliki program magister, lingkungannya semakin dinamis dan progresif, dan semakin hebat lagi bila kampus menjalankan program doktoral,” kata murid cendekiawan Muslim kelas dunia Prof Naquib al-Attas tersebut.
Perguruan tinggi pesantren harus menghadirkan banyak kemajuan. “Supaya menjadi legasi untuk generasi yang akan datang sehingga mereka mengetahui bagaimana caranya berinovasi,” ujar putra KH Imam Zarkasyi tersebut.
Acara ini dihadiri oleh Ketua Nadzir Wakaf ASFA Foundation Irjen Pol (Pur) Mas Guntur Laupe, Ketua Lazis ASFA KH Muchlis Hasyim Yahya, dan Bendahara ASFA Buyung Wijaya. Tamu lainnya adalah puluhan pengelola perguruan tinggi pesantren dan pengasuh pesantren dari berbagai daerah.