Serangan Udara Rusia Hantam Infrastruktur Energi Ukraina
Ukraina sudah memperingatkan mereka kehabisan amunisi pertahanan udara.
REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pemerintah Ukraina mengatakan rudal dan drone Rusia menghancurkan pembangkit listrik besar dekat Kiev dan menghantam fasilitas listrik di beberapa wilayah di Ukraina. Rusia tampaknya meningkatkan serangan ke sistem energi Ukraina saat pertahanan udara negara itu semakin lemah.
Seorang petinggi perusahaan pembangkit listrik tenaga batu bara Trypilska mengatakan serangan Rusia menghancurkan PLT batubara dekat Kiev. Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan api berkobar dan asap membumbung tinggi di fasilitas era Uni Soviet itu.
Lokasi kebakaran pun berhasil dikonfirmasi sebagai pembangkit tenaga batu bara Trypilska. "Kami membutuhkan pertahanan udara dan dukungan pertahanan lainnya, bukan diskusi tertutup dan panjang," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskky di aplikasi kirim-pesan Telegram, Kamis (11/4/2024).
Ia juga mengecam serangan-serangan terbaru Rusia sebagai "teror." Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan mereka menyerang fasilitas bahan bakar dan energi di Ukraina yang mereka gambarkan sebagai serangan balasan menggunakan drone dan senjata jarak-jauh presisi-tinggi dari udara dan laut.
Kementerian menambahkan serangan itu respon atas serangan drone Ukraina ke fasilitas gas dan energi di wilayah Rusia. Kiev meminta Barat untuk segera mengirimkan pasokan pertahanan udara yang sangat mereka butuhkan terutama sejak Rusia meningkatkan serangan udara jarak jauh ke sistem energi Ukraina bulan lalu.
Serangan-serangan yang menghantam pembangkit listrik tenaga panas dan air menimbulkan kekhawatiran pada ketahanan sistem energi yang tertatih-tatih akibat serangan udara Rusia pada musim dingin pertama perang tersebut.
Komandan Angkatan Udara Ukraina mengatakan pertahanan udara menembak jatuh 18 rudal dan 39 drone yang datang. Militer Ukraina mengatakan total serangan itu menggunakan 89 drone dan rudal.
Pembangkit listrik yang hancur merupakan pemasok listrik terbesar ke wilayah Kiev, Cherkasy dan Zhytomyr. Pembangkit listrik itu merupakan fasilitas ketiga dan terakhir perusahaan energi BUMN Ukraina Centrenergo. "Semuanya hancur," kata kepala dewan pengawas perusahaan Andriy Gota saat ditanya mengenai situasi di Centrenergo.
Pembangkit listrik Tyrpilska merupakan fasilitas energi terbesar di dekat Kiev dan dibangun untuk memiliki kapasitas sebesar 1.800 megawatt per jam, lebih dari yang dibutuhkan kota terbesar di Ukraina sebelum perang.
Operator jaringan listrik Ukrenergo mengatakan fasilitas generator dan gardu induk listrik rusak dalam serangan-serangan di wilayah Odesa, Kharkiv, Zaporizhzhia, Lviv dan Kiev. Perusahaan listrik swasta terbesar Ukraina, DTEK kehilangan 80 persen kapasitas generatornya dalam serangan pada 22 dan 29 Maret.
Perusahaan itu mengatakan serangan Rusia juga menghantam dua pembangkit listriknya, menimbulkan kerusakan serius.
Perusahaan energi Naftogaz mengatakan serangan-serangan Rusia juga menghantam dua fasilitas penyimpanan bawah tanah tempat Ukraina menyimpan gas alam termasuk yang dimiliki perusahaan asing.
Perusahaan itu mengatakan fasilitas penyimpanan itu masih beroperasi. "Situasi di Ukraina mengerikan, tidak ada momen untuk kalah," kata Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Ukraina, Bridget Brink.
Ia menambahkan 10 rudal menghantam infrastruktur penting di wilayah Kharkiv saja. Staf Kepresidenan Ukraina Oleksiy Kuleba mengatakan wilayah yang berbatasan dengan Rusia dan sudah lama mengalami pemadaman bergilir terpaksa itu menghentikan aliran listrik untuk 200 ribu orang.
Ukraina sudah memperingatkan mereka kehabisan amunisi pertahanan udara bila Rusia terus meningkatkan serangannya. Kiev mengatakan mereka sudah kesulitan memutuskan daerah atau fasilitas apa yang harus dipertahankan.
Ukraina mengatakan bantuan Barat melambat dan paket bantuan Amerika Serikat (AS) yang sangat penting diblokir Partai Republik di Kongres. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan, serangan Rusia semalam menggunakan enam rudal balistik yang dapat menghantam target dalam waktu hitungan menit dan lebih sulit ditembak jatuh.Kiev mengatakan karena itu mereka membutuhkan pertahanan udara AS Patriot.
"Ukraina masih satu-satunya negara di dunia yang menghadapi serangan rudal balistik. Tidak ada tempat lain untuk 'Patriot' berada," kata Kuleba di media sosial X.