UNRWA: Tak Pernah Ada Bukti Keterlibatan Staf Kami dari Israel
Anggota staf UNRWA yang ditahan Israel di Jalur Gaza menjadi sasaran penganiayaan.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) Philippe Lazzarini mengaku, pihaknya tidak pernah menerima bukti apa pun dari Israel tentang keterlibatan stafnya dalam serangan 7 Oktober 2023. “Sebagai Komisaris Jenderal UNRWA, saya tidak pernah menerima apa pun secara tertulis,” kata Lazzarini saat pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Rabu (17/4/2024).
Pada Januari 2024, Israel berbagi data dengan para pemimpin UNRWA tentang dugaan keterlibatan sejumlah stafnya dalam serangan Hamas 7 Oktober dan berjanji akan meminta pertanggungjawaban siapa pun yang terlibat dalam aksi teror. Lazzarini mengatakan Kantor Pelayanan Pengawasan Internal PBB (OIOS) yang mengambil alih penyelidikan harus dimintai keterangan.
"OIOS mulai bertugas pada 29 Januari, hari ketika Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menugaskan mereka untuk menyelidiki klaim Israel tersebut," katanya. Melalui sebuah laporan yang dipublikasi pada Selasa, UNRWA mengungkapkan sejumlah anggota stafnya yang ditahan pasukan Israel di Jalur Gaza menjadi sasaran pelecehan dan penganiayaan, termasuk pemukulan sadis dan dipaksa telanjang.
Disebutkan pula bahwa dalam beberapa kasus staf UNRWA ditahan selagi menjalankan tugas resmi mereka. UNRWA merupakan badan kemanusiaan utama di Jalur Gaza, dengan lebih dari 2 juta orang bergantung hidup pada badan PBB itu.