Pekerja Bantuannya Jadi Korban Serangan di Rafah, Menlu Belgia Bakal Panggil Dubes Israel
Pekerja bantuan asal Belgia dan putranya meninggal akibat serangan udara Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Seorang pekerja bantuan asal Belgia dan putranya tewas akibat serangan udara Israel di Rafah pada Rabu (24/4/2024) malam. Hal itu diungkapkan oleh badan pembangunan Belgia, Enabel, pada Kamis.
"Kami sangat sedih dan merasa ngeri mendengar kematian rekan kami Abdallah Nabhan (33 tahun) dan putranya yang berusia 7 tahun, Jamal, semalam, setelah serangan udara Israel di sebelah timur Kota Rafah," kata badan itu di akun media sosial X.
Menurut pernyataan yang dirilis badan itu, istri Nabhan dalam kondisi kritis di rumah sakit. Sementara itu, dua anak pasangan tersebut--yang berusia 5 tahun dan 7 bulan-- menderita luka ringan.
Ayah pekerja bantuan tersebut yang berusia 65 tahun tak selamat dalam serangan Israel ke Rafah. Demikian juga dengan saudara laki-lakinya yang berusia 35 tahun dan keponakannya yang berusia enam tahun, menurut badan tersebut.
"Serangan itu merenggut nyawa sedikitnya tujuh orang dan menyebabkan banyak lainnya luka-luka," menurut pernyataan itu.
Menteri Luar Negeri Belgia Hadja Lahbib menyampaikan solidaritas kepada keluarga dan rekan pekerja bantuan tersebut. Dalam cicitannya di media sosial X, ia menyebut bahwa mengebom wilayah dan penduduk sipil bertentangan dengan hukum internasional.
"Saya akan memanggil duta besar Israel untuk mengecam tindakan yang tidak dapat diterima ini dan menuntut penjelasan."