Digadang-gadang Berpasangan dengan Ahok di Pilgub Jakarta 2024, Ini Respons Anies
Anies mengucapkan terima kasih atas harapan dirinya kembali maju di Pilgub Jakarta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres dalam Pilpres 2024 sekaligus mantan Gubernur Jakarta 2017-2022 Anies Baswedan menanggapi soal isu diduetkan dengan mantan Gubernur Jakarta 2014-2017 Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Pilgub Jakarta 2024. Anies merespons santai isu tersebut.
"Wong mutusin maju (nyagub) saja belum tahu," ujar Anies kepada wartawan di sela acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-55 di kediamannya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (7/5/2024).
Saat disinggung mengenai isu duet Anies-Ahok yang bermula dari grass root atau masyarakat, Anies menekankan agar fokus dulu tentang jadi atau tidaknya dirinya untuk kembali nyagub lagi. "Itu fase kedua. Fase pertama itu apakah ini adalah opsi yang akan dimabil, itu pertama. Kalau iya, maka bersama dengan siapa, siapa koalisinya dan lain-lain," jelasnya.
Meski begitu, dalam kesempatan tersebut, Anies menyampaikan terima kasih kepada masyarakat serta partai politik yang menaruh harapan agar dia maju kembali di Pilgub Jakarta. Anies diketahui telah dilamar oleh Partai Nasdem untuk nyagub.
PDIP juga membuka pintu baginya di Pilgub Jakarta karena adanya usulan dari masyarakat. Sehingga Ahok yang seorang kader PDIP pun diisukan bisa maju bersama Anies.
"Saya terima kasih sekali kepada teman-teman di PDIP yang membuka itu dalam rakerdanya ya. Saya sangat apresiasi," ujar Anies.
Anies menyebut kabar terbukanya PDIP pada dirinya merupakan bentuk budaya demokrasi. Mengingat PDIP merupakan partai yang dalam Pilpres 2024 mengusung paslon lain -Ganjar dan Mahfud-, sementara Anies bersama Muhaimin Iskandar 'AMIN' diusung oleh Partai Koalisi Perubahan (Nasdem, PKB, PKS).
"Buat kami keterbukaan lintas kelompok, lintas partai, itu menandakan kita sama-sama peduli tentang masa depan Jakarta, sama-sama peduli tentang masa depan indonesia," tuturnya.
Saat ditanya mengenai sudah ada atau tidaknya komunikasi dengan PDIP, Anies mengatakan komunikasi berjalan dengan siapapun. Hanya saja spesifik soal Pilgub diakui belum berkomunikasi lebih lanjut. "Belum ada (komunikasi dengan PDIP tentang Pilgub Jakarta)," kata mantan Gubernur Jakarta 2017-2022 itu.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Jakarta Wibi Andrino mengungkapkan harapan agar Anies Baswedan bersedia untuk diusung kembali menjadi calon gubernur Jakarta dalam Pilgub Jakarta 2024. Nasdem hingga saat ini menjadikan Anies sebagai prioritas untuk maju di kontestasi politik tingkat daerah Jakarta.
Wibi memaklumi bahwa Anies ingin rehat sejenak usai gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Namun dia mengharapkan Anies segera memikirkan dan mempertimbangkan berlaga lagi di Pilgub Jakarta yang akan berlangsung pada November 2024 mendatang.
"Pastilah ada yang akar rumput Nasdem sampai terdengar di telinga beliau tentang aspirasi kami, ingin beliau. Mudah-mudahan dalam masa jedanya beliau bisa mempertimbangkan itu dan mungkin bisa mempunyai jawaban yang baik yang diinginkan kita semua," kata Wibi kepada wartawan, dikutip Jumat (3/5/2024).
Saat dikonfirmasi mengenai komunikasi Nasdem dengan Anies, Wibi menyebut memang pihaknya belum mendapatkan respons dari Anies mengenai harapan tersebut. Hingga kini, Partai Nasdem sendiri masih menunggu jawaban dari Anies.
Berbicara terpisah, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya masih mencermati nama-nama tokoh yang diusulkan untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2024. Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.
"Nama-nama akan tersaring sesuai dengan usulan dari daerah-daerah. Mohon maaf, belum bisa kami sebut karena masih melakukan proses pencermatan," kata Hasto di Posko Pemenangan, Jakarta, Senin (6/5/2024) malam.
Hasto tak memungkiri Ahok dan Anies adalah tokoh yang diusulkan kepada PDI Perjuangan untuk diusung sebagai kepala daerah di Jakarta. Menurut dia, mereka merupakan sosok yang mencerminkan karakter Indonesia.
"Kita kan partai demokrasi yang berkarakter Indonesia, sehingga nama-nama itu diusulkan dari bawah," ujarnya.
Hasto menjelaskan, bahwa nama bakal calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan akan disaring melalui usulan dewan pimpinan cabang (DPC) dan dewan pimpinan daerah (DPD). Untuk itu, saat ini proses penjaringan masih dilakukan di tingkat provinsi untuk calon gubernur dan calon wakil gubernur.
Hasto menuturkan partai berlambang banteng moncong putih itu akan terus menjaring nama-nama yang bakal diusung pada Pilkada serentak 2024. "Nama-nama terkait dengan siapa yang jadi calon gubernur di wilayah-wilayah yang menjadi sorotan publik, seperti Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Utara, kemudian Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Utara, termasuk Papua dan Aceh, terus dilakukan pencermatan," tutup Hasto.
Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, Anies dan Ahok tidak akan bisa menyatu. Meskipun, kolaborasi keduanya dianggap menguatkan kemenangan di Pilgub Jakarta 2024.
"Ada yang mengatakan ingin menyandingkan Anies dengan Ahok. Ini agak sulit dan berat karena seperti minyak dan air kan," kata Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin saat dihubungi Republika, Selasa (7/5/2024).
Ujang menuturkan, keduanya akan sulit disandingkan sekalipun misal ada partai-partai yang bersedia mengusung mereka. Sebab, keduanya sama-sama pernah menjadi DKI 1 dan mustahil ada yang turun jadi wakil gubernur. Ahok diketahui merupakan Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017, lalu Anies adalah Gubernur DKI Jakarta 2017-2022.
"Ahok pernah jadi gubernur, Anies pernah jadi gubernur, masak nanti satunya derajatnya turun jadi wakil gubernur, kan susah juga, enggak mungkin juga. Bisa menolak juga basis massa di bawah," ujar Ujang.
Dia melanjutkan mengenai sosok Ahok yang memiliki track record yang tidak baik karena pernah menjadi tersangka kasus penistaan agama pada akhir 2016 lalu dan sudah dipenjara. Hal itu dianggap tidak tepat kembali menjadi pemimpin.
"Itu juga menjadi sesuatu yg negatif di masyarakat Jakarta jadi banyak faktor ya soal sulit untuk bisa dipasangkan Anies-Ahok," kata dia.
Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro menyebut, kepastian Anies Baswedan maju sebagai calon gubernur di Pilgub DKI Jakarta 2024 akan menimbulkan efek domino terhadap bursa kandidat. Anies diyakini akan menjadi penentu siapa saja cagub DKI.
Bawono menjelaskan, Anies bersama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Ridwan Kamil adalah tiga kandidat cagub DKI dengan elektabilitas teratas berdasarkan hasil survei lembaganya beberapa bulan lalu. Namun, dari ketiga nama tersebut, belum ada yang elektabilitasnya unggul dominan.
Meski tak unggul dominan secara elektabilitas, Anies punya modal politik kuat untuk bisa memenangkan pemilihan karena dia sebenarnya adalah gubernur petahana. Anies diketahui merupakan Gubernur DKI Jakarta 2017–2022 dan capres Pilpres 2024.
Bawono menyebut, modal elektabilitas dan status petahana itu lah yang membuat kepastian pencalonan Anies bakal menimbulkan efek domino. "Apakah Anies Baswedan maju kembali atau tidak tentu akan menjadi kalkulasi politik dari partai-partai. Kalau Anies maju, tentu partai-partai akan menyorongkan nama yang kira-kira bisa menjadi lawan sepadan bagi Anies," ujarnya ketika dihubungi Republika dari Jakarta, Senin (6/5/2024) malam.
Dia menjelaskan, apabila Anies maju, maka partai politik harus mengusung tokoh yang punya kans untuk mengalahkan mantan Menteri Pendidikan itu. Apabila partai tidak mengusung "pemain inti", maka akan sulit mengalahkan Anies.