Jaga Kondisi Prima Jelang Puncak Haji

Jamaah haji bersiap menghadapi puncak haji.

dokrep
Jutaan jamaah haji seluruh dunia mulai berkumpul di padang Arafah (10/05/1995). Mereka melaksanakan Wukuf sebagai puncak pelaksanaan ibadah haji .Foto: BAkhtiar Phada/Republika
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,Laporan Muhyiddin Makkah, Arab Saudi

Jamaah haji bersiap menghadapi puncak haji yang waktunya tak sampai dua pekan lagi. Jamaah diimbau untuk menjaga kesehatan agar kondisinya tetap prima.

Sebagai contoh, jamaah haji asal Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diminta untuk mengurangi kegiatan ziarah atau kegiatan lain yang dapat menguras energi.

"Saya ingatkan seluruh calon haji baik kloter 04 maupun 05 PLM yang saat ini sudah berada di Kota Makkah supaya benar-benar bisa menjaga stamina, jangan sering melakukan ziarah atau kegiatan lain yang dapat menguras energi," kata Panitia Pemberangkatan Jamaah Haji Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka Gazali di Sungailiat, Senin.

Karena, kata dia, seluruh calon haji akan menjalani puncak haji yang menjadi rukun dari ibadah haji selama lima hari mulai tanggal 9 sampai 13 Dzulhijjah 1445 Hijriah.

Pada saat itu, rangkaian haji sangat padat, dimana tanggal 9 Dzulhijjah seluruh calon haji mulai melakukan Tarwiyah menuju Arofah. Pada tanggal 10 Dzulhijah pelaksanaan Wukuf dan pada tanggal 11 sampai 13 Dzulhijjah akan melakukan lempar Jumroh di Mina.

"Pada saat itu jutaan calon haji akan berjalan kaki yang lumayan jauh atau bisa mencapai lima kilometer," kata dia.

Dia menyarankan calon haji supaya selama di Kota Makkah dimanfaatkan kegiatan wajib dan banyak istirahat serta konsumsi air mineral yang cukup. Kalau ada yang mengalami gangguan kesehatan segera menghubungi petugas kesehatan agar mendapat perawatan.

Menjaga fisik tetap sehat harus benar-benar diperhatikan oleh seluruh jamaah. "Apalagi suhu udara di Kota Makkah musim haji ini terbilang tinggi hingga 40 derajat Celcius lebih di siang hari," ujarnya.

Baca Juga


Sementara, pemerintah Arab Saudi menerapkan aturan yang sangat ketat dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Jamaah yang tidak memiliki visi haji atau tasreh tidak diperbolehkan masuk ke kota Makkah. Aparat keamanan Arab Saudi pun telah diterjunkan untuk melakukan razia di hotel-hotel dan juga menjaring jamaah di berbagai titik check point. 

Namun, jamaah calon haji (Calhaj) Indonesia sendiri masih ada yang keluar dari Makkah atau area perhajian. Karena itu, Kepala Daker Makkah, Khalilurrahman mengimbau kepada jamaah Indonesia untuk tidak keluar dari kota Makkah. 

Dia menjelaskan, jumlah jamaah Indonesia yang telah tiba di kota Makkah hingga saat ini sudah mencapai 75 persen atau sebanyak 449 koter. Kondisi kota Makkah pun sudah semakin padat. 

"Pemeriksaan di checkpoint kita masuk kota Makkah juga semakin ketat. Karena itu, untuk keselamatan dan kenyamanan jamaah haji, kami mengimbau agar mematuhi surat edaran yang telah kami buat agar tidak melakukan perjalanan ke luar kota perhajian," ujar Khalil saat diwawancara di Kantor Daker Makkah di wilayah Syasyah, Selasa (4/6/2024) malam. 

Menurut dia, beberapa rombongan jamaah yang melaksanakan ziarah ke luar kota Makkah baru-baru ini telah mendapatkan kendala saat akan memasuki ke area perhajian lagi. Namun, setelah pihaknya bekerjasama dengan pihak terkait, rombongan jamaah itu akhirnya bisa kembali ke Makkah. 

"Oleh karena itu karena pemeriksaan yang begitu ketat, memohon kepada jamaah haji untuk tidak melaksanakan perjalanan ke luar kota Makkah, terutama sebelum Puncak Haji," ucap Khalil. 

 

Dia pun menyarankan kepada jamaah Indonesia agar fokus beribadah di kota suci Makkah saja. Bagi jamaah yang belum melaksanakan umrah wajib disarankan juga untuk segera melaksanakan umrah wajib. 

Sementara, jamaah yang sudah melaksanakan ibadah umrah wajib diminta untuk tidak bolak-balik melaksanakan ibadah sunnah ke Masjidil Haram, sehingga kesehatan jamaah tetap terjaga untuk mengikuti rangkaian ibadah pada Puncak Haji di Armuzna. 

"Bagi jamaah yang telah melaksanakan umrah wajib, kami mengimbau agar mengurangi melaksanakan ibadah umrah sunnah di Masjid Haram,mengingat puncak haji masih jauh, masih kurang lebih 12 hari lagi," ucap Khalil. 

"Dan utamakan bapak Ibu jamaah haji Indonesia  melaksanakan wukuf di Padang Arafah dalam keadaan sehat wal afiyat," kata dia. 

Cucaa di Makkah sendiri saat ini sudah mencapai 43° lebih untuk siang hari. Karena itu, Khalil mengimbau kepada jamaah Indonesia yang beraktivitas di siang hari agar membawa payung ketika keluar rumah, membawa air minum agar tidak dehydrasin, dan menghindari sengatan langsung terik matahari. 

"Dan perbanyak ibadah di mushalla masjid yang ada di hotel-hotel dan sebaiknya kalau ingin keluar  sebaiknya di malam hari dan juga dengan catatan dalam keadaan sehat wal afiyat," jelas Khalil. 

Siraman rohani

Selain persiapan fisik, jamaah haji juga mendapat siraman rohani jelang puncak haji. Jamaah Lansia asal Indonesia yang tinggal di sektor tujuh mendapatkan siraman rohani untuk persiapan Puncak Haji 2024 di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Ada seratus lebih jamaah yang hadir mengikuti program Vitisasi dan Edukasi yang digagas tim Bimbad Daker Makkah di Masjid Wanita Hotel Al Kiswah, Makkah, Senin (3/6/2024).

Salah satu jamaah asal Padang, Syafriah Shaleh Yusuf (70 tahun) mengapresiasi pelayanan yang diberikan Kementerian Agama (Kemenag) dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Karena, menurut dia, Kemenag sangat memperhatikan jamaah lansia, termasuk dalam layanan ibadah. 
"Alhamdulillah dapat penyuluhan dari petugas haji, siraman rohani tentang haji. Bagus lah untuk jamaah di sini," ujar Syarfiah saat ditemui usai mendapatkan bimbingan. 

Dia pun bersyukur pada tahun ini bisa berangkat haji bersama bibinya, Zumaidar Ibrahim Mirin (86 tahun). Ia pun mengaku sudah siap untuk mengikuti rangkaian Puncak Haji yang akan dimulai 9 Dzulhijjah mendatang. 

"Sudah siap. Istirahat dengan baik, banyak-banyak berdoa mudah-mudahan lancar. Ibadahnya di hotel saja, karena sama saja," ucap Syarfiah. 

Kegiatan Vitisasi dan Edukasi ini diisi oleh konsultan ibadah sektor tujuh dan tim Bimbingan Ibadah (Bimbad) Daker Makkah, seperti Prof Siti Mahmudah, KH Ahmad Shidqi, dan KH Moqsith Ghozali.

Kiai Moqsith menjelaskan, jamaah lansia yang diberangkatkan tahun ini sangat banyak, yakni 45 ribu jamaah. Karena itu, melalui kegiatan ini, pihaknya memberikan edukasi tentang pelaksanaan ibadah yang ramah lansia. 

"Jumlahnya kan cukup banyak yang lansia atau yang Risti kan. Karena itu, konsultan ibadah harus mencarikan aktivitas pelaksanaan ibadah haji yang paling ramah, paling mudah buat mereka," kata Kiai Moqsith. 

Menurut dia, jamaah lansia tidak mungkin untuk disirami dengan penjelasan ibadah-ibadah utama (fadhailul a'mal) yang pada umumnya dilakukan jamaah haji. Karena, fisik jamaah lansia berbeda dengan jamaah haji yang masih muda. 

 "Kita tidak mungkin memberikan penjelasan kepada orang-orang lansia, ibadah-ibadah yang sifatnya afdhaliyah, yang utama. Makanya kita dorong agar mereka melaksanakan yang pokok-pokok saja, terutama untuk wukuf di Arafah," jelas Kiai Moqsith.

Selain itu, dia juga menyarankan kepada jamaah lansia agar tidak melakukan akvitas lempar jumrah, tapi cukup diwakilkan saja. Karena waktu menuju Arafah masih cukup lama, Kiai Moqsith juga mengimbau kepada jamaah lansia untuk melaksanakan ibadah di hotel saja. 

"Saya termasuk yang mengimbau agar jamaah haji yang lansia ini lebih banyak melakukan aktivitas ibadah di hotel, tidak usah memaksakan diri untuk beribadah di Masjidil Haram. Karena itu pasti membayakan mereka sendiri. Padahal Allah menegaskan agar umat manusia ini melakukan hifdzun nafs, memelihara jiwa," kata dia. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler