Resmi! Ini Alasan Airlangga Mundur dari Ketua Umum Partai Golkar
Airlangga menyatakan pengunduran dirinya tersebut resmi pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto resmi mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemimpin partai. Hal tersebut disampaikan Airlangga melalui siaran pers video yang diterima wartawan di Jakarta, Ahad (11/8/2024).
Airlangga menyatakan pengunduran dirinya tersebut resmi pada Sabtu, 10 Agustus 2024 malam. Airlangga mengaku mundur untuk mempertahankan keutuhan Partai Golkar dan menjaga stabilitas selama transisi pemerintahan.
“Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, maka dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan mengundurkan diri sebagai ketua umum Partai Golkar,” begitu kata Airlangga dalam siaran pers video yang diterima Republika di Jakarta, Ahad (11/8/2024).
Airlangga Hartarto menjadi ketua umum partai Golkar sejak 2017. Pada Musyawarah Nasional (Munas) 2019, menguatkan kembali dirinya untuk tetap menjadi ketua umum sampai 2024. Kepemimpinan Airlangga di partainya itu, rencananya akan berakhir pada Desember 2024 mendatang.
Namun sejak beberapa bulan lalu, memang muncul desakan dari internal agar Partai Golkar segera melaksanakan Munas Luar Biasa untuk regenerasi kepemimpinan.
Tak pernah ada ketua umum Partai Golkar mengundurkan diri sejak era reformasi.. (baca di halaman selanjutnya)
Kabar Airlangga mundur beredar sejak Ahad (11/8/2024) pagi di kalangan wartawan. Pesan berantai beredar cepat di grup WA wartawan terkait mundurnya Airlangga. Namun, tidak terverifikasi siapa pengirim pertama pesan berantai tersebut.
"Ijin lapor Tum, AH mundur dari Ketum PG dan akan disampaikan dlm rapat Pleno PG hari selasa sore, 13 Agustus 2024 sekaligus menentukan jadwal Munas di bln Agustus 2024," begitu isi laporan mundurnya Airlangga tersebut.
Sejak era reformasi, Partai Golkar silih berganti dipimpin para tokoh penting. Periode 1998-2004, partai beringin di bawah komando Akbar Tandjung. Kemudia dilanjutkan Jusuf Kalla untuk periode 2004–2009.
Golkar kemudian dipimpin Aburizal Bakrie pada 2009–2014. Kemudian dari 2014-2016, terjadi dualisme antara Aburizal Bakrie dan Agung Laksono. Dari 2016-2017, Golkar dipimpin Setya Novanto. Setelah itu, Airlangga Hartarto memimpin Golkar sampai saat ini.
Dari semua ketua umum Partai Golkar sejak era reformasi tersebut, tak ada satupun yang pernah mengundurkan diri di tengah jalan. Setya Novanto saat itu terpaksa turun dari ketua umum karena kasus korupsi.
- airlangga mundur
- airlangga hartarto mundur
- airlangga mundur dari ketua umum golkar
- ketua umum golkar airlangga
- ketua umum partai golkar
- munaslub golkar
- ketum golkar mundur
- pengganti airlangga hartarto
- peluang bahlil gantikan airlangga
- bahlil ketum golkar
- airlangga disebut terjerat kasus
- airlangga terjerat kasus
- airlangga mundur dari ketum golkar
- airlangga hartarto
- pengganti airlangga
- ketua umum golkar
- cawe cawe partai golkar
- plt ketum golkar