Data Klaim Asuransi Properti Ungkap Kerusakan Besar di Israel Usai Dibombardir Iran

Otoritas Pajak Israel mengungkap klaim asuransi properti mencapai 200 miliar shekels.

AP Photo/Majdi Mohammed
Misil-misil balistik Iran menghujani Israel terlihat dari kota Nablus di Tepi Barat, pada 1 Oktober 2024.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Kerusakan aset properti warga sipil di Israel akibat serangan misil balistik Iran pada 1 Oktober lalu dilaporkan mencapai 150 miliar hingga 200 miliar shekels (setara 40-53 juta dolar AS) menurut data yang disediakan oleh otoritas pajak Israel seperti dikutip Bloomberg, Ahad (13/10/2024). Jumlah kerugian itu menjadi yang tertinggi sejak pecahnya perang setahun lalu.

Dalam dua pekan sejak serangan misil balistik Iran, sebanyak 2.500 klaim asuransi diajukan, lebih dari separuhnya adalah klaim atas kerusakan apartemen dan beberapa unit bangunan bisnis di utara Tel Aviv. Salah satu pusat kerusakan adalah di kota Hod Hasharon, di mana lebih dari 1.000 rumah rusak, menurut laporan klaim asuransi.

Laporan klaim kerusakan juga dibuat oleh kompleks komersial dan tempat tinggal di dekat pantai utara Tel Aviv, di mana puluhan apartemen dan restoran terkena hantaman misil. Sisanya, kerusakan terkonsentrasi di daerah lain di Israel tengah, selatan Tel Aviv, termasuk sebuah gedung sekolah kosong.

Tidak jelas detail berapa jumlah kerusakan yang diakibatkan oleh hantaman langsung misil dan kerusakan akibat hantaman serpihak misil yang terintersep. Dalam laporan yang dirilis Bloomberg, kerusakan markas Angkatan Udara Israel di Tel Nof dan Nevatim tidak masuk dalam kalkulasi. 

Menurut Otoritas Pajak Israel, sekitar 1,5 miliar shekels telah dibayarkan sebagai kompensasi akibat kerusakan akibat perang yang pecah sejak 7 Oktober 2023. Sekitar 1 miliar shekels masih ditunda pembayarannya, termasuk kerusakan yang belum diklaim, kebanyakan properti di daerah utara Israel.

Di wilayah utara Israel, sekitar 60 ribu warga Israel telah meninggalkan rumah mereka dalam setahun terakhir, sejak perang di Gaza pecah dan militan Hizbullah di Lebanon mulai ikut mengirimkan roket-roket mereka ke wilayah perbatasan. Di sisi lain, ratusan ribu warga juga telah dievakuasi dari selatan Lebanon sebagai akibat dari terus meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah dalam beberapa bulan terakhir.

Daftar Kejahatan Tentara Israel - (Republika)

Pekan lalu, pihak berwenang di Israel mengatakan bahwa sekitar 100 rumah di kota bagian utara, Hod Hasharon, mengalami kerusakan akibat serangan rudal dari Iran pada 1 Oktober. Beberapa bangunan rusak berat dan memerlukan waktu untuk diperbaiki, sementara puluhan bangunan lainnya mengalami kerusakan ringan, menurut lembaga penyiaran publik Israel KAN mengutip pernyataan beberapa pejabat kota pada Rabu.

Pada Selasa sore, Radio Tentara Israel mengonfirmasi bahwa roket Iran jatuh di daerah terbuka di Netanya, yang berlokasi di Hod Hasharon, bagian dari wilayah Tel Aviv yang lebih luas. Militer Israel pun sudah mengonfirmasi bahwa rudal-rudal yang diluncurkan dari Iran berhasil menghantam pangkalan udaranya.

Sumber militer Israel yang tidak disebutkan namanya kepada Anadolu menyatakan bahwa "pangkalan udara mengalami kerusakan akibat serangan tersebut."

Sumber tersebut menolak untuk mengungkapkan lokasi pangkalan yang terkena serangan, dengan mengatakan: “Jika kami menyebutkan lokasi serangan, musuh akan mengetahui elemen mana yang terkena.”

Sumber militer melaporkan tidak ada cedera akibat serangan tersebut. Mengenai tanggapan Israel, sumber tersebut menjelaskan, "Kami tidak merespons, kami menyerang dan bertempur. Angkatan bersenjata Israel memiliki rencana dan beroperasi di Gaza dan utara sesuai rencana tersebut. Mereka tahu kami bisa menyerang kapan saja kami putuskan terhadap Iran, tetapi kami tidak akan membahas kemampuan kami."

Pada Rabu (9/10/2024), Brigadir Jenderal Ebrahim Jabbari, penasihat komandan di Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengungkapkan, bahwa serangan misil Iran ke Israel pada 1 Oktober lalu berhasil menghancurkan sedikitnya 20 pesawat tempur F-35 miliki rezim Zionis. Menurut Jabbari, Operasi Janji Setia II rasio kesuksesan misil-misil balistik Iran menghantam target mencapai 90 persen.

"Secara simultan, IRGC menggelar serangan siber dan eletronik untuk mendisrupsi sistem pertahanan udara Israel, guna memfasilitasi keefektivan serangan misil," kata Jabbari dikutip Tehran Times.

Jenderal Jabbari menekankan capaian signifikan dari Operasi Janji Setia II dengan mengatakan, "Tidak penting di mana kami manergetkan; yang penting adalah kekuatan kopong musuh telah kami hancurkan."

Dia menggarisbawahi bahwa hangar tempat diparkirkan puluhan F-35 di antara yang menjadi target operasi, yang dia klaim menjadi pukulan telak bagi angkatan udara Israel. Menurut Jabbari, kalangan militer dan intelijen Israel dan Amerika Serikat terkejut atas serangan misil Iran, meski memiliki sistem pertahanan yang canggih.

Jenderal Jabbari menyimpulkan, dengan mengatakan bahwa, saat ini, saat Israel tidak bisa terlibat dalam konflik langsung, mereka mengancam akan menggelar serangan balasan dengan manargetkan fasilitas ekonomi dan militer. Jabbari menegaskan, ancaman itu mengindikasikan sebagai suatu kesalahan perhitungan dari pihak militer Israel.

Komandan Operasi Darat IRGC Jenderal Morteza Mirian menegaskan, Iran memiliki kemampuan untuk menargetkan serangan misil atau rudal ke wilayah manapun di Israel. Dalam video yang dipublikasi oleh MEMRI pada Rabu (9/10/2024), Mirian mengingatkan Israel tidak lagi membuat kesalahan.

"Dalam Operasi Janji Setia II, kami mendemonstrasikan keberanian kami menyerang musuh," kata Mirian dilansir Jerusalem Post, Kamis (10/10/2024).

Merujuk serangan 1 Oktober lalu, menurut Mirian, IRGC sukses melancarkan 180 misil balistik dari Iran ke Israel. "Kami tidak membutuhkan izin dalam situasi apapun. Jari-jari kami berada di tombol pemicu (misil) saat ini dalam rangka mengubah musuh menjadi debu jika mereka membuat kesalahan sekecil apapun," kata Mirian.

Mirian menegaskan, sistem pertahanan udara Israel seperti Iron Dome, David's Sling, dan Arrow telah terbukti gagal menghalau misil-misil Iran. Bahkan, negara-negara lain yang mencoba membantu mengintersep misil Iran, kata Mirian, juga tidak mampu berbuat banyak.

"Kami menargetkan lokasi mana saja yang kami inginkan. Kami bisa menghantam daerah manapun yang kami mau," kata Mirian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler