Profesor IPB Ini Ungkap Lebih dari 200 Ayat Alquran Ingatkan Manusia Menjaga Bumi
Sebagai khalifah di bumi, manusia diberi amanah memelihara lingkungan bukan merusak
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Guru Besar IPB University Prof Dr Burhanuddin Masy'ud mengungkapkan, Islam sebagai agama Rahmatan lil alamin memberikan perhatian besar terhadap alam dan lingkungan. Alqur'an bahkan memiliki lebih dari 200 ayat yang mengingatkan manusia untuk menjaga bumi.
Sebagai khalifah di bumi, manusia diberikan amanah untuk memelihara lingkungan dan bukan untuk merusaknya. Namun, kerusakan alam dan perubahan iklim yang terjadi saat ini sebagian besar disebabkan oleh perbuatan manusia. Hal ini menunjukkan pentingnya memiliki akhlak yang baik, tidak hanya terhadap Allah dan sesama manusia, tetapi juga terhadap alam sekitar.
Allah SWT mengingatkan dalam Alqur'an bahwa kerusakan di muka bumi terjadi karena ulah tangan manusia. Oleh sebab itu, sebagai umat Islam, kita dituntut untuk mawas diri dan menjadi bagian dari solusi atas kerusakan lingkungan, bukan malah menjadi kontributornya.
"Perubahan iklim adalah hasil dari gaya hidup manusia yang tidak ramah lingkungan,"ujar dia saat menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Al-Huriyah, Bogor, Jawa Barat, belum lama ini.
Burhanuddin menyampaikan, dalam satu hingga dua dekade terakhir, terdapat tiga isu besar yang memengaruhi kehidupan umat manusia. Pertama, isu demokratisasi yang mendorong masyarakat untuk memperkuat hak-haknya dalam menentukan masa depan. Kedua, isu hak asasi manusia yang menekankan pentingnya perlindungan terhadap hak kemanusiaan. Ketiga, dan yang paling relevan dengan tema khutbah, adalah isu lingkungan hidup yang mencakup perubahan iklim.
Perubahan iklim, kata Burhanuddin, membawa dampak besar terhadap keberlanjutan hidup di bumi dan kelangsungan generasi mendatang. Dia mendorong umat Islam untuk memperkuat pemahaman bahwa misi besar Islam adalah menyebarkan kasih sayang, kebaikan, dan kemaslahatan bagi seluruh alam.
Dalam khutbahnya, Prof. Dr. Burhanuddin juga membahas dua peristiwa penting yang melibatkan komunitas Muslim internasional dalam aksi melawan perubahan iklim.
Pertama, konferensi internasional di Bogor pada April 2010, yang berfokus pada peran umat Islam dalam perubahan iklim. Kedua, deklarasi pada tahun 2015 di Istanbul, yang menekankan pentingnya kolaborasi antar komunitas Muslim dunia untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan.
Deklarasi ini menunjukkan keseriusan umat Islam untuk memberikan kontribusi nyata dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global. Burhanuddin menyarankan tiga langkah konkret yang dapat diambil oleh umat Islam dalam menjaga lingkungan.
Pertama, mulai dari diri sendiri dengan merubah pola konsumsi dan penggunaan energi. Kedua, mengembangkan komunitas ramah lingkungan atau Green Life, dengan mengadopsi gaya hidup yang tidak merusak lingkungan. Ketiga, melakukan penghijauan atau gerakan menanam pohon di sekitar lingkungan.
Dia juga mengutip hadis Rasulullah SAW yang mengajarkan pentingnya menanam pohon. "Barang siapa yang menanam pohon, kemudian buahnya dimakan oleh manusia, burung, atau hewan lainnya, maka hal tersebut akan menjadi sedekah baginya," kata dia.
Rasulullah juga mengingatkan agar tidak menyia-nyiakan tanah yang dimiliki dan memanfaatkannya untuk kebaikan, termasuk dengan menanam tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa Islam memandang tanah sebagai amanah yang harus dijaga dan dimanfaatkan sebaik mungkin.
Burhanuddin mengajak umat untuk menjadi pelopor dalam aksi menjaga lingkungan. Institusi seperti IPB dan Masjid Al-Huriyah diharapkan menjadi contoh sebagai green campus dan green mosque, yang memprioritaskan keselarasan dengan alam.
Dengan demikian, umat Islam dapat menjadi bagian dari masyarakat dunia yang berkontribusi dalam melawan perubahan iklim, sejalan dengan prinsip-prinsip akhlak mulia yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan sunnah.