Sabtu 14 Mar 2020 15:41 WIB

Masker Langka, Ini Solusinya Menurut Dokter

Dokter memberi alternatif lain apabila kita sulit mendapatkan masker

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Dokter memberi alternatif lain apabila kita sulit mendapatkan masker. Ilustrasi.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Dokter memberi alternatif lain apabila kita sulit mendapatkan masker. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pandemi Covid-19 membuat masyarakat semakin waspada. Kondisi ini bahkan mengakibatkan kelangkaan masker di sejumlah tempat. Di Bekasi, beberapa apotek besar dan minimarket tidak lagi menjual masker.

Di Apotek Roxy Bekasi, masker sudah habis pada Sabtu (14/3) pagi dan belum ada stok lagi dalam waktu dekat. "Kita belum bisa pastikan. Dari pusat saja belum ada stok lagi," kata pegawai apotek.

Baca Juga

Apotek K24 juga menyatakan hal yang sama. Bahkan stok masker sudah habis sejak tiga pekan lalu. "Sejak awal heboh-heboh corona maskernya sudah habis. Belum ada lagi dari supplier sampai sekarang," kata petugas apotek.

Lalu bagaimana mengantisipasinya? Menurut Ketua Umum Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) Adib Khumaidi, masyarakat dianjurkan untuk terus memakai masker dan senantiasa membawa hand sanitizer apalagi ketika pergi ke luar atau ke tempat ramai.

"Kami menyarankan memakai masker dan senantiasa membawa hand sanitizer. Sebaiknya masker harus berganti artinya sekali pakai," ujar Adib kepada Republika, Sabtu (14/3).

Menurutnya, para ahli medis tetap merekomendasikan sesuai standar yaitu agar masyarakat menggunakan masker bedah, terutama untuk masyarakat umum. Lalu masker N95 untuk ahli medis yang melakukan pelayanan atau perawatan di RS/faskes yang ada terduga Covid-19.

Jika tidak ada masker, diperbolehkan menggunakan masker yang sama yang kemudian dicuci bersih atau menggunakan masker kain. "Itu dalam kondisi yang sangat darurat. Artinya (masker) memang susah untuk didapatkan," kata Adib menjawab pertanyaan Republika.

Selain itu, ia juga mengingatkan bagi masyarakat yang bekerja menggunakan transportasi umum untuk sesering mungkin mencuci tangan dan menjaga kebersihan di kantor. Sesampainya di rumah, masyarakat juga dianjurkan untuk segera membersihkan diri untuk memiminalkan risiko perpindahan virus dan bakteri dari luar ke rumah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement