REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan mahasiswa fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, menggelar diskusi terapung dengan tema "Pembangunan Pariwisata Minat Khusus - Berbasis Konservasi & Kearifan Lokal".
Biologist Conservation, Amalia Rezeki, mengatakan, diskusi konservasi terapung ini merupakan salah satu bagian aktivitas dari program ekowisata bekantan yang digencarkan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) foundation.
"Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa ciri utama kegiatan ekowisata yaitu destinasi wisata yang berbasis alam/ekologi," kata Amel sebutan akrab Amalia Rezeki kandidat doktor ilmu lingkungan ini, Sabtu (21/3).
Pelibatan masyarakat lokal sebagai bentuk pemberdayaan sosial, dan unsur edukasi alam yang melekat kuat sebagai input informasi kepada para wisatawan dengan sasaran minat khusus ini," tambah founder SBI foundation.
Semua peserta berkontribusi positif untuk menemukan jalan keluar, fokus pada langkah nyata agar dapat diaplikasi dalam pembangunan wisata minat khusus di Kalimantan Selatan, dan bagi mahasiswa mendapat pengetahuan serta pengalaman baru terhadap penerapan ilmu komunikasi yang diajarkan dilingkungan kampus.
Diskusi yang mengambil tempat di Camp Tim Roberts, kawasan Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak - Barito Kuala, juga dihadiri dosen Fisip ULM DR Fahrianoor Muhammad, sebagai nara sumber.
Menurut Fahrianoor Mohammad, diskusi terapung adalah sesuatu yang baru dan unik. Di mana diskusi diadakan diatas kapal kelotok, dan berada di alam terbuka, hutan mangrove dengan dihiasi meriahnya kicauan burung liar serta lenguhan kawanan bekantan yang bergelantungan dipohon mangrove.
"Sungguh suasana yang menarik melakukan diskusi terapung dikawasan hutan mangrove Camp Tim Robert pulau Curiak ini. Suasana alam yang hijau dan segar, membuat acara diskusi berlangsung sangat santai, akan tetapi tetap khikmat," ujar Fahrianoor Muhammad.
Peserta diskusi juga semangat, sehingga muat acara diskusi semakin hidup. Insyaallah kedepan akan kami jadikan agenda tetap.