Jumat 03 Apr 2020 20:48 WIB

Pakar: Penyemprotan Disinfektan Langsung ke Tubuh Berbahaya

Pakar mengatakan penyemprotan disinfektan langsung pada tubuh berbahaya.

Penyemprotan disinfektan (ilustrasi)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Penyemprotan disinfektan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pakar Paru dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Reviono mengatakan penyemprotan disinfektan langsung pada tubuh manusia sangat berbahaya. Reviono mengatakan penyemprotan disinfektan dapat mengganggu kesehatan.

"Bahan yang terkandung dalam disinfektan merupakan partikel berbahaya. Jika disinfektan tersebut langsung terhirup, bisa membuat peradangan pada saluran napas dan jika terkena mata akan terjadi iritasi," kata Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UNS tersebut di Solo, Jumat (3/4).

Baca Juga

Reviono mengatakan jika setiap hari disinfektan disemprot ke tubuh, otomatis ada akumulasi partikel berbahaya yang terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan, baik itu dari deterjen maupun alkohol. "Maka secara akumulasi akan terjadi kerusakan yang paling ringan yaitu bronkitis akut. Selain itu, bisa juga terjadi peradangan pneumonitis, jadi di alveoli ikut meradang atau terjadi kerusakan," katanya.

Oleh karena itu, ia menyarankan jika seseorang bepergian dari tempat yang disinyalir merupakan sumber infeksi seperti rumah sakit, ketika sampai di rumah harus langsung membersihkan diri termasuk ganti pakaian. "Namun, jika bepergian biasa misalnya ke rumah teman atau saudara yang sehat, cukup cuci tangan dengan sabun sudah efektif untuk membunuh kuman, bakteri, dan virus di tangan," katanya.

Selain itu, ia menyarankan agar tetap menggunakan masker, jaga jarak, dan hindari kerumunan terlebih dahulu. Mengenai penyemprotan disinfektan di jalan-jalan, ia menilai hanya efisien dilakukan di daerah-daerah yang banyak dijumpai orang dalam pengawasan (ODP) Covid-19.

"Menurut saya, (untuk lokasi tanpa ODP) lebih efektif dengan mengelap ke permukaan benda yang sering disentuh, seperti daun pintu, pegangan tangga, pegangan lift, pegangan kursi karena penularan lewat benda-benda tersebut relatif tinggi," katanya.

Reviono mengimbau agar masyarakat selalu menjaga kesehatan karena pertahanan tubuh bisa melawan virus, selanjutnya virus mati dengan sendirinya. "Selama virus itu menular, virus akan hidup terus karena berpindah dari orang satu ke orang lain, maka perlunya jaga jarak serta hindari kerumunan untuk memutus penyebaran Covid-19, minimal jarak satu meter supaya kalau ada virus tidak melompat. Kalau sedang batuk pakai masker, hindari salaman, dan ikuti anjuran dari pemerintah lainnya," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement