Kamis 14 May 2020 21:01 WIB

Penting untuk Tetap Sehat Mental Saat Pademi

Pandemi rentan memunculkan gangguan kecemasan.

Cemas. Ilustrasi
Foto: pixabay
Cemas. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Ayu Shinta Sadewo meminta masyarakat untuk mengelola kesehatan mental saat pandemi covid-19. Menurut dia saat pandemi rentan memunculkan gangguan kecemasan.

"Cemas itu terjadi karena ketidakpastian. Seperti pandemi covid-19, kita tidak tahu kapan akan berakhir. Sesuatu yang tidak pasti itu bikin kita cemas," ujar Ayu dalam telekonferensi peluncuran gerakan #NyalakanHati dan pemutaran film "Sepuluh Meter" yang diselenggarakan OCBC NISP di Jakarta, Kamis (14/5).

Baca Juga

Orang yang memiliki gangguan kecemasan, memiliki ciri- ciri seperti detak jantung berdetak lebih cepat hingga bernafas lebih cepat dari biasanya. Sedangkan untuk ciri psikologisnya, yakni mudah emosi, susah tidur, hingga mengalami gangguan nafsu makan. Perasaan cemas tersebut, lanjut dia, tidak baik untuk imunitas tubuh dan sangat mempengaruhi fisik seseorang.

"Padahal pada saat seperti ini, kita membutuhkan imunitas yang tinggi," kata dia.

Dia meminta masyarakat yang mengalami gangguan kecemasan untuk berlatih mindfulness. Mindfulness memiliki arti yakni kesadaran penuh untuk bisa hadir sepenuhnya dalam setiap kondisi.

"Individu tersebut memberikan perhatian pada apa yang sedang dirasakan dan menerimanya," ucap dia.

Kemudian tindakan yang bisa dilakukan yakni mengontrol apa yang bisa dikendalikan pada saat pandemi covid-19. Misalnya cuci tangan pakai sabun dan pembatasan jarak fisik.

"Kita tidak bisa mengontrol pandemi ini kapan berakhirnya," kata dia.

Selanjutnya, menurut dia, bisa dengan membantu sesama yang membutuhkan karena membantu orang lain akan membuat kita gembira. Perasaan gembira itu merupakan obat dari kecemasan.

"Selain itu, perlu batasi informasi yang masuk. Terutama informasi yang negatif. Kalau masih sulit untuk ditangani, maka segera hubungi ahlinya," imbuh dia.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement