Sabtu 13 Jun 2020 12:04 WIB

Gerhana Matahari Parsial Terjadi 21 Juni

Selama gerhana parsial, bulan tidak sepenuhnya menutupi matahari.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Fase gerhana matahari cincin parsial atau sebagian terlihat di Lapangan Sinapeul, Desa Gudangkahuripan, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (26/12).
Foto: Abdan Syakura
Fase gerhana matahari cincin parsial atau sebagian terlihat di Lapangan Sinapeul, Desa Gudangkahuripan, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (26/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Gerhana matahari parsial diperkirakan berlangsung pada Ahad (21/6) selama dua jam dan 13 menit. Masyarakat yang tertarik mengamati fenomena ini disarankan untuk tidak melihat langsung ke matahari.

Mereka harus menggunakan kacamata Las Shade 14 atau filter matahari. Mereka bisa juga melihat dengan proyeksi teleskop.

Baca Juga

Wilayah yang bisa melihat gerhana matahari parsial adalah Eropa Selatan, Eropa Timur, sebagian besar Asia, Australia Utara, sebagian besar Afrika, Pasifik, Samudra Hindia.

Sisi lain, wilayah lain bisa melihat gerhana matahari fase annular (cincin). Peristiwa ini akan terlihat dari beberapa bagian Afrika, termasuk Republik Afrika Tengah, Kongo dan Ethiopia, bagian selatan Pakistan dan India utara dan Cina. Jika cuaca memungkinkan, orang-orang di daerah ini akan melihat cincin api yang khas.

Di Brunei Darussalam, hampir 28 persen matahari akan tertutupi oleh bulan pada pukul 16.22 waktu Brunei Darussalam. Hal itu disampaikan melalui rilis Masyarakat Astronomi Brunei Darussalam (PABD), seperti yang dilansir dari Borneo Bulletin, Sabtu (13/6).

Gerhana matahari berikutnya akan terlihat di Brunei tiga tahun mendatang, tepatnya 20 April 2023. Gerhana matahari terjadi ketika bulan sejajar sempurna antara matahari dan Bumi. Selama gerhana parsial, bulan tidak sepenuhnya menutupi matahari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement