Senin 13 Jul 2020 19:21 WIB

Rusia Rampungkan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Pertama di Dunia

Rusia menyebut vaksin Covid-19 yang dikembangkannya memenuhi standar keamanan.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Uji klinis vaksin Covid-19 (ilustrasi). Rusia menyebut Sechenov University menjadi pertama di dunia yang berhasil merampungkan uji klinis vaksin Covid-19.
Foto: AP Photo/Rogelio V Solis
Uji klinis vaksin Covid-19 (ilustrasi). Rusia menyebut Sechenov University menjadi pertama di dunia yang berhasil merampungkan uji klinis vaksin Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Dunia telah berlomba untuk mencari vaksin yang efektif dan aman dalam melindungi orang-orang dari infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Sechenov University di Moskow, Rusia menjadi salah satu yang melakukan uji klinis vaksin dan menyelesaikannya.

Vadim Tarasov selaku direktur dari Institute for Translational Medicine and Biotechnology Rusia mengatakan, kelompok sukarelawan pertama yang berpartisipasi dalam penelitian ini sudah diperbolehkan pulang usai menjalankan tes pertama pada Rabu (15/7) dan kedua pada 20 Juli. Sechenov University melakukan uji coba pada kandidat vaksin yang diproduksi oleh Institut Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamalei.

Baca Juga

"Sechenov University telah berhasil menyelesaikan tes pada sukarelawan dari vaksin pertama dunia melawan Covid-19,” kata Tarasov, dilansir Times Now News, Senin (13/7).

Menurut Alexander Lukashev dari Institute of Medical Parasitology, Tropical and Vector-Borne Diseases di Sechenov University, tujuan dari tahap uji coba tersebut adalah untuk menguji keamanan vaksin untuk kesehatan manusia dan itu berhasil dilakukan. Ia mengatakan, keamanan vaksin telah dikonfirmasi, sesuai dengan standar keamanan vaksin lainnya yang saat ini ada di pasaran.

Rencana lebih lanjut tentang pengembangan vaksin sedang ditentukan oleh pengembang, termasuk kompleksitas situasi epidemiologis virus dan kemungkinan peningkatan produksi. Tarasov mengatakan, selama situasi pandemi, Sechenov University bertindak tak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai pusat penelitian ilmiah dan teknologi yang mampu berpartisipasi dalam penciptaan produk penting seperti obat-obatan.

“Kami memulai penelitian vaksin ini dengan studi praklinis dan pengembangan protokol dan uji klinis saat ini sedang berlangsung,” jelas Tarasov.

Lebih dari 100 vaksin terhadap virus corona tipe baru saat ini sedang dalam pengembangan atau uji coba secara global. Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, Cina pada Desember 2019 dan sejak itu terus menyebar ke banyak negara di dunia.

Berdasarkan data Worldometers, hingga Senin (13/7) tercatat ada 13.041.499 kasus Covid-19 di seluruh dunia dan jumlah kematian mencapai 571.659. Sementara, total yang sembuh dari penyakit infeksi virus ini adalah 7.588.092 orang.

Bagi banyak orang, Covid-19 dapat hanya menimbulkan gejala ringan atau sedang, seperti demam dan batuk. Tetapi, sebagian  lainnya, terutama orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang dengan masalah kesehatan yang telah ada sebelumnya, infeksi virus dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah, termasuk pneumonia, bahkan kematian. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement