REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) membuka pendaftaran seleksi bagi calon Guru Penggerak mulai 13 Juli 2020 hingga 22 Juli 2020.
"Melalui kebijakan Merdeka Belajar, program Guru Penggerak dirancang agar dapat mencetak sebanyak mungkin agen-agen transformasi dalam ekosistem pendidikan," kata Direktur Jenderal GTK Kemendikbud, Iwan Syahril, Rabu (15/7)
Para Guru Penggerak, kata dia, ke depannya dipersiapkan agar mampu mencetak murid-murid berkompetensi global dan berkarakter Pancasila, mendorong transformasi pendidikan Indonesia, mendorong peningkatan kepemimpinan murid, menjadi pelatih atau mentor bagi guru lain untuk pembelajaran yang berpusat pada murid, dan mengembangkan diri secara aktif.
Ia menambahkan Guru penggerak lahir dari semangat Merdeka Belajar.
"Filosofinya semua harus bergerak dan maju bersama-sama, menumbuhkan empati sosial untuk menggerakkan yang lainnya. Bergotong royong, tidak hanya maju sendirian atau hanya sebagian," katanya.
Program Guru Penggerak, katanya, berfokus pada pedagogi, serta berpusat pada murid dan pengembangan holistik. Pada angkatan pertama, seleksi calon Guru Penggerak akan dibuka untuk guru-guru jenjang TK, SD, SMP, dan SMA.
Pendaftaran bagi guru SLB akan dibuka untuk angkatan selanjutnya. Sementara, untuk pendaftaran calon Guru Penggerak bagi guru SMK nantinya akan dikelola Direktorat Jenderal Vokasi Kemendikbud.
Ia mengajak para guru untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.
"Siapa pun yang ingin pendidikan kita maju, mari daftar dan jadi bagian dari Guru Penggerak untuk perubahan," ajak dia.
Tahap pertama seleksi calon Guru Penggerak (23-30 Juli 2020) akan meliputi seleksi administrasi, biodata, tes bakat skolastik, dan esai. Mereka yang lolos seleksi tahap satu selanjutnya akan mengikuti, tahap kedua (31 Agustus - 16 September 2020) akan meliputi simulasi mengajar dan wawancara. Hasil seleksi calon Guru Penggerak angkatan pertama akan diumumkan pada 19 September 2020.
Guru-guru yang lolos seleksi, menurut Iwan Syahril, akan mengikuti program pendidikan yang meliputi pelatihan kepemimpinan instruksional melalui "on-the-job coaching", serta pendekatan formatif berbasis pengembangan dan kolaborasi. Selama pelaksanaan program, guru akan dibimbing oleh instruktur, fasilitator, dan pendamping profesional.