REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhammad Lili Nur Aulia, Sekretaris Institut Indonesia
Pemerintah Lebanon telah menetapkan Beirut sebagai kota bencana. Pasca ledakan dahsyat pada Selasa (4/8) lalu di pelabuhan Marfa’ Beirut, kondisi negeri yang tengah dililit krisis politik dan ekonomi itu kini seperti terkapar.
Hal ini menyusul tingkat kerugian yang lebih dari 15 miliar dolar AS, 70 persen kemampuan ekonominya hilang, ribuan orang luka memenuhi ruang-ruang di rumah sakit terancam wabah corona, dan 300 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Dunia internasional turut berkabung dan tergerak untuk memberi bantuan kemanusiaan.
Ragam pandangan dan analisis mengenai apa dan siapa di balik ledakan yang mengingatkan bom Hiroshima-Nagashaki ketika Perang Dunia II itu pun bermunculan. Bagaimanakah skenario liar di balik ledakan tersebut?