REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO-- Apple Inc menduga kepala eksekutif Epic Games telah meminta side letter atau aturan pendamping untuk membuat toko gim sendiri di dalam App Store. Menurut Apple, langkah ini akan mengubah model bisnis toko berdasarkan komisi.
Pengungkapan itu muncul dalam pengajuan pengadilan pada Jumat (21/8). Apple meminta hakim federal di California untuk menolak permintaan pembuat Epic Games Fortnite untuk disimpan di App Store sebagai perselisihan antara keduanya atas pembayaran dalam aplikasi Apple.
Dilansir dari Japan Today, Sabtu (22/8), Epic Games tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Apple menghapus gim Fortnite awal bulan ini setelah Epic meluncurkan metode pembeliannya sendiri di dalam gim tersebut. Menurut Apple, langkah Epic Games melanggar aturan App Store.
Aturan di App Store mengharuskan gim dan aplikasi lain untuk menggunakan sistem pembayaran dalam aplikasi Apple, yang membebankan komisi antara 15 persen dan 30 persen.
Epic menggugat Apple atas penghapusan aplikasi tersebut. Epic Games mengklaim aturan App Store melanggar antitrust laws. Epic juga meluncurkan kampanye publik, dengan dorongan media sosial #FreeFortnite dan parodi dari iklan “1984” Apple yang terkenal.
Dalam pengajuan di hadapan Hakim Distrik Amerika Serikat (AS) Yvonne Gonzalez Rogers di Oakland, Apple bermaksud untuk membingkai sengketa tersebut sebagai bagian dari perselisihan bisnis yang lebih luas. Apple menuduh CEO Epic Tim Sweeney meminta pengecualian atas aturannya untuk membuat Epic Games Store di dalam toko aplikasi. Menurut Apple, setelah menolak permintaan tersebut, Sweeney mengkritik cara mereka menjalankan toko.
Apple mengatakan Sweeney mengirim email pada Kepala App Store Apple, Phil Schiller pada pukul 02.00 waktu setempat. Email tersebut mengatakan Epic tidak akan lagi mematuhi aturan pembayaran dan meluncurkan sistem pembayarannya sendiri beberapa jam kemudian.
Epic telah meminta pengadilan untuk mengeluarkan perintah yang memblokir penghapusan Apple “Fortnite” dari store. Epic mengatakan langkah tersebut-bersama dengan ancaman Apple untuk menghentikan akun pengembang perusahaan-akan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki untuk Epic dan harus ditunda sementara kasus dimainkan.
Epic mengatakan pengentian akun pengembangnya juga dapat menghambat kemampuannya untuk menawarkan produk yang disebut Unreal Engine. Perangkat tersebut adalah perangkat lunak untuk grafik komputer yang digunakan oleh ratusan gim lain dan aplikasi lain untuk mendukung penawaran mereka.
Dalam pengajuan Jumat (21/8), Apple menyebut penghapus Fortnite dari App Store sebagai 'luka yang ditimbulkan sendiri' dan berpendapat Rogers seharusnya tidak mengabulkan permintaan Epic.
“Epic tahu betul, dalam menghindari proses Apple dan melanggar kontraknya, itu menempatkan seluruh hubungannya dengan Apple -termasuk Unreal Engine dan proyek lainnya- dalam risiko serius,” tulis Apple dalam arsipnya.
“Epic membuat keputusan yang diperhitungkan untuk melanggar dan kemudian maju ke Pengadilan ini untuk membantah bahwa pelanggannya dirusak,” kata Apple lagi.