Kamis 10 Sep 2020 14:06 WIB

Studi: Lingkar Pinggang Tingkatkan Risiko Kanker Prostat

Pria berlingkar pinggang besar berisiko lebih tinggi meninggal akibat kanker prostat.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Pria berlingkar pinggang besar berisiko lebih tinggi meninggal akibat kanker prostat (Foto: ilustrasi lingkar pinggang pria)
Foto: ABC News
Pria berlingkar pinggang besar berisiko lebih tinggi meninggal akibat kanker prostat (Foto: ilustrasi lingkar pinggang pria)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker prostat adalah penyebab nomor dua kematian terkait kanker untuk pria di Inggris. Penyakit ini mengakibatkan hampir 12.000 kematian setiap tahunnya.

Dilansir dari The Ladders, Kamis (10/9), sebuah penelitian menunjukkan hubungan potensial antara adipositas atau jumlah lemak tubuh dan kemungkinan kematian akibat kanker prostat. Penelitian yang dipimpin oleh Dr Aurora Perez-Cornago, menunjukkan bahwa adipositas dan distribusi lemak dalam tubuh dapat menyebabkan kanker prostat.

Baca Juga

"Kami menemukan hubungan yang signifikan antara konsentrasi lemak tubuh di sekitar perut dan pinggang dan risiko kematian akibat kanker prostat, tetapi tidak ada hubungan yang jelas antara total lemak tubuh dan risiko kematian akibat kanker prostat," kata Perez-Cornago.

Tim peneliti memilih sekelompok orang yang terdiri dari 200.000 pria dalam studi Biobank Inggris yang bebas kanker pada saat itu. Selama 10 tahun berikutnya, mereka mengikuti kesehatan para pria ini dengan menggunakan data dari database administrasi kesehatan.

Peneliti mencatat rincian indeks massa tubuh (BMI), persentase lemak tubuh total, lingkar pinggang, dan rasio pinggang-pinggul. Hasil dalam masa tindak lanjut penelitian mengungkapkan bahwa 571 pria dalam penelitian tersebut meninggal karena kanker prostat.

Meskipun tidak ada hubungan yang pasti antara BMI atau persentase lemak total dengan risiko kematian akibat kanker, ada hubungan positif yang jelas antara adipositas sentral dan risiko kematian akibat kanker prostat. Pria yang memiliki lingkar pinggang lebih dari 40 inci memiliki kemungkinan 35 persen lebih tinggi untuk meninggal akibat kanker prostat dibandingkan mereka yang berukuran kurang dari 35 inci.

Sejumlah besar kasus dalam penelitian ini bersama dengan penelitian pada populasi lain diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan. Perez-Cornago juga menambahkan, meskipun tidak ada hubungan antara BMI dan peningkatan risiko kematian akibat kanker, masih ada risiko lain yang terkait dengan BMI yang lebih tinggi.

"BMI yang tinggi meningkatkan risiko penyakit lain, termasuk jenis kanker lainnya, jadi orang harus mempertimbangkan implikasi dari kelebihan lemak tubuh di mana pun itu ditemukan di dalam tubuh," katanya.

Untuk menghindari risiko ini, pria disarankan untuk berolahraga dan menjaga pola makan yang sehat untuk menurunkan lingkar pinggang mereka. Upaya itu diyakini bisa menyelamatkan hidup pria di masa mendatang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement