Jumat 11 Sep 2020 15:25 WIB

Pendidikan Bahasa Arab UMY Kini Terakreditasi A

Prodi bahasa Arab UMY masih relatif muda karena baru berdiri 2011.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Buku Bahasa Arab. ilustrasi
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Buku Bahasa Arab. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terus meningkatkan akreditasi program studinya. Kali ini, Pendidikan Bahasa Arab (PBA) berdasar keputusan BANP-PT meraih skor 379, mengubahnya status akreditasinya dari B menjadi A.

Ketua Prodi PBA UMY, Arif Humaini mengatakan, prodi ini masih relatif muda karena baru berdiri 2011. Kemudian, tiga tahun setelahnya atau 2014 sukses mendapatkan akreditasi B, yang mana jadi akreditasi pertama prodi tersebut.

Baca Juga

"Kemudian, pada 2020 mendapatkan akreditasi A dengan proses yang cukup panjang," kata Arif melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (10/9).

Arif menyampaikan, persiapan untuk akreditasi sudah dilakukan satu tahun sebelum Tim Asesor BAN-PT melakukan visit akreditasi didampingi BPM UMY. Ada tujuh kriteria penilaian yang harus terpenuhi dalam penilaian akreditasi.

Mulai dari visi-misi, tata pamong, mahasiswa, SDM, keuangan dan aset, sampai penelitian atau pengabdian. Prosesnya melibatkan dosen, alumni dan mahasiswa yang dilakukan secara daring pada 24-25 Agustus 2020.

Rangkaian prestasi baik nasional maupun internasional yang diraih mahasiswa dan alumni turut memberikan sumbangsihnya. Khususnya, pada proses visitasi akreditasi yang sebelumnya kosong dari keterlibatan mahasiswa berprestasi.

Ia berharap, untuk akreditasi ke depannya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik dari segi kualitas dosen maupun kualitas mahasiswa. Sebab, jika sudah meraih akreditasi A tentu standar penilaian bertambah menjadi 9.

"Oleh karena itu, harapannya kami bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia di PBA UMY," ujar Arif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement