Kamis 08 Oct 2020 02:41 WIB

Nadiem: Asesmen Nasional tidak Perlu Bimbel

Asesmen Nasional pada 2021 tidak memerlukan persiapan khusus di sekolah atau siswa

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Mendikbud Nadiem Makarim.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Mendikbud Nadiem Makarim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan diadakannya Asesmen Nasional pada 2021 tidak memerlukan persiapan khusus di sekolah atau pada siswa. Menurutnya, bimbingan belajar seperti ketika menghadapi Ujian Nasional (UN) tidak diperlukan untuk menghadapi Asesmen Nasional.

"Sangat penting dipahami, terutama oleh guru, kepala sekolah, murid, dan orang tua bahwa Asesmen Nasional untuk tahun 2021 tidak memerlukan persiapan-persiapan khusus, maupun tambahan yang justru akan menjadi beban psikologis sendiri. Tidak usah cemas, tidak perlu bimbel khusus demi Asesmen Nasional," kata Nadiem, saat menjelaskan kebijakan Asesmen Nasional, di Youtube resmi Kemendikbud, Rabu (7/10).

Ia menjelaskan, Asesmen Nasional pada tahun 2021 dilakukan sebagai pemetaan dasar (baseline) dari kualitas pendidikan di lapangan. Sehingga, hasil dari asesmen ini tidak memberikan konsekuensi apapun bagi sekolah dan murid.

Kemendikbud juga akan membantu sekolah dan dinas pendidikan dengan cara menyediakan laporan hasil asesmen tersebut. Laporan nantinya akan menjelaskan profil kekuatan dan area perbaikan tiap sekolah dan daerah.

Asesmen ini akan memetakan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang sekolah dasar dan menengah. Di dalamnya, akan ada tiga bagian yakni asesmen kompetensi minimum (AKM), survei karakter, dan survei lingkungan belajar.

Nadiem menjelaskan, AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi. Kedua aspek kompetensi minimum ini, menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karir yang ingin mereka tekuni di masa depan.

"Fokus pada kemampuan literasi dan numerasi tidak kemudian mengecilkan arti penting mata pelajaran karena justru membantu murid mempelajari bidang ilmu lain terutama untuk berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis dan dalam bentuk angka atau secara kuantitatif," kata dia.

Bagian kedua dari Asesmen Nasional adalah survei karakter yang dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila. "Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif," ujar dia.

Sedangkan di bagian ketiga dari Asesmen Nasional adalah survei lingkungan belajar untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement