REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Tim Pengabdian Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo melakukan pelatihan dan pendampingan pembuatan Silase (pakan hijauan ternak yang diawetkan) yang bersumber dari hijauan pakan konvensional dan lokal bersama Kelompok Tani Rukun Binantu, Dusun Rejosari, Kelurahan Srimartani, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya menyelesaikan permasalahan ketersediaan pakan ternak ruminansia yang biasa dihadapi oleh petani dan peternak pada musim kemarau.
Pakan ternak ruminansia yang terdiri dari pakan hijauan, konsentrat, vitamin dan mineral sebagai suplemen dinilai memenuhi secara jumlah dan kecukupan nutrisi bagi hewan ternak. Namun, ketersedian pakan ini di masa kemarau menjadi permasalahan. Salah satu bahan pembuatan pakan tersebut yakni rumput atau biasa disebut Hijauan Makanan Ternak (HMT). Pemenuhan kebutuhan HMT dilakukan dengan membeli dari daerah lain. Tetapi tidak sebanding dengan harga pakan ternak ruminansia yang cenderung turun saat musim kemarau.
Permasalahan ini mendorong sejumlah dosen UNS yang dipimpin oleh Ari Diana Susanti dari Prodi Teknik Kimia dan beranggotakan Muhammad Cahyadi dari Prodi Peternakan, Paryanto asal Prodi Teknik Kimia dan Fadilah dari Prodi Teknik Kimia melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) UNS dengan skema pendanaan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 2020. Kegiatan pelatihan dan praktik telah dilakukan beberapa waktu lalu di lokasi mitra dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Kegiatan ini juga dibantu oleh mahasiswa Prodi D3 Teknik Kimia, Prodi SI Teknik Kimia dan Prodi Magister Teknik Kimia.Ketua Tim, Ari Diana menjelasakan, bentuk kegiatan tidak hanya pelatihan, melainkan juga dilakukan evaluasi pemantauan produk hasil setelah tujuh hari untuk teknik fermentasi dan tiga pekan untuk teknik silase. Selain itu juga dilakukan sosialisasi mengenai pakan konsentrat berbahan baku lokal dari limbah pertanian.
"Metode silase memiliki banyak kelebihan di antaranya pakan dapat disimpan hingga satu tahun dan dapat meminimalkan kehilangan nutrisi. Sedangkan teknik fermentasi digunakan untuk pakan ternak yang minim nutrisi," terang Diana seperti tertulis dalam siaran pers, Selasa (20/10).
Beberapa manfaat dari kegiatan tersebut antara lain, meningkatkan ketahanan pakan ternak bagi petani dan peternak daerah sub-kritis, meningkatkan tingkat nutrisi pakan ternak ruminansia, serta mampu mengurangi pengeluaran pembelian hijauan pakan ternak di masa puncak kemarau. Program ini diharapkan bisa terus berlanjut sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.