Jumat 30 Oct 2020 00:38 WIB

PM Selandia Baru Ganti Kendaraan Dinas dengan Mobil Listrik

Jacinda Ardern kini menggunakan menggunakan Audi e-Tron.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Audi R8 e-tron
Foto: worldcarfans
Audi R8 e-tron

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Penggunaan mobil listrik memang perlu dicontohkan oleh pemerintah. Dilansir dari Car Advice pada Kamis (29/10), salah satu negara yang melakukan langkah tersebut adalah Selandia Baru. Mengingat, Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern memutuskan untuk mengganti kendaraan dinasnya dengan mobil listrik.

Sebelumnya, Jacinda Ardern menggunakan BMW 7 Series dengan mesin diesel. Kini, ia memutuskan untuk menggunakan Audi e-Tron demi dapat membuktikan bahwa EV merupakan sebuah kendaraan yang tangguh dan fungsional.

Baca Juga

Rencananya, negara itu akan menggunakan tiga unit Audi e-Tron sebagai kendaran dinas kenegaraan. Satu diantaranya merupakan kendaraan dinas perdana menteri dan dua diantaranya merupakan kendaraan yang digunakan untuk tamu VIP.

Itu artinya, keseharian Jacinda Ardern dihiasi oleh dua kendaraan listrik. Mengingat, saat ini, ia telah memiliki Hyundai Ioniq electric car sebagai kendaraan pribadi.

Seluruh keputusan itu pun membuat Selandia Baru jadi salah satu negara pertama yang menerapkan EV sebagai kendaraan dinas.

Langkah ini sekaligus jadi bukti bahwa negara itu jadi salah satu negara yang tak main-main dalam hal kepedulian terhadap lingkungan. Apalagi, negera itu juga berkomitmen untuk mengganti bus konvensional dengan menggunakan bus listrik sebagai moda transportasi masal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement