Kamis 12 Nov 2020 09:20 WIB

IHSG Dibuka Melemah Setelah Reli Panjang Penguatan

IHSG melemah ke level 5.494,48.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melalui layar telepon selular di Jakarta (ilustrasi). Pergerakan IHSG hari ini, Rabu (4/11/2020) akan diwarnai oleh sentimen global, terutama terkait hasil pemilu presiden Amerika Serikat (AS).
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melalui layar telepon selular di Jakarta (ilustrasi). Pergerakan IHSG hari ini, Rabu (4/11/2020) akan diwarnai oleh sentimen global, terutama terkait hasil pemilu presiden Amerika Serikat (AS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar saham domestik dibuka di zona negatif pada perdagangan pagi ini, Kamis (12/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,27 persen ke level 5.494,48. Sementara indeks LQ45 terkoreksi sebesar 0,44 persen. 

Meski dibuka melemah, Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan, IHSG akan bergerak menguat terbatas pada hari ini. Hal ini sejalan dengan penguatan indeks saham Asia. 

Baca Juga

"Laju kenaikan indeks saham di Asia masih akan ditopang oleh berita positif dari pengembagan vaksin Covid-19," tulis riset Phillip Sekuritas Indonesia, Kamis (12/11). 

Perusahaan farmasi Moderna mengumumkan, uji klinis fase 3 yang dilakukan perusahaan telah menghasilkan cukup data kasus Covid-19. Hasil awal pun siap diserahkan kepada sebuah badan pemantau kemananan (safety monitoring board) yang independent. 

Masih dari sentimen pengembangan vaksin, Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Food and Drug Adminstration (FDA) telah memberikan lampu hijau bagi obat antibodi yang di produksi Eli Lilly. Obat ini akan digunakan untuk mengobati pasien Covid-19 berusia lebih dari 12 tahun dengan gejala ringan hingga sedang.

Di sisi lain, investor melihat kabar penemuan obat dan vaksin Covid-19 juga memiliki kelemahan. Investor menyadari, izin dan pendistribusian untuk sebuah vaksin kemungkinan besar akan memakan waktu beberapa bulan padahal lonjakan jumlah kasus penularan virus Covid-19 sudah mengancam akan menghentikan proses pemulihan ekonomi dunia. 

Sentimen positif juga datang dari upaya stimulus global. Ketua Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde memberi indikasi, ECB cenderung kembali memangkas biaya peminjaman bagi perbankan dan melakukan penyesuaian pada program belian aset yang berkaitan dengan pandemik Covid-19.

Untuk hari ini, investor akan menantikan rilis data ekonomi dari AS, terutama Initial Jobless Claims dan inflasi bulan Oktober.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement