REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Lima mahasiswa FMIPA UGM kembangakan rancangan alat teknologi untuk membuat asap cair. Asap cair salah satu produk olahan kelapa yang dihasilkan dari proses pirolisis.
Asap cair digunakan sebagai pengawet kayu dan koagulan, antimikroba dan pengawet alami makanan pengganti formalin atau boraks yang sering disalahgunakan.
Industri pengolahan asap cair banyak di Indonesia. Namun, banyak UMKM yang miliki keterbatasan alat memproduksi asap cair kualitas tinggi.
Ada Nur Hidayah, Dwi Rahmasari Fatmawati, Dewi Rizqiyana, Aldi Riyanto, dan Sabda Alam yang dibimbing Dosen Departemen Kimia FMIPA UGM Mokhammad Fajar Pradipta. Konsep rancangan itu sukses meraih dana hibah lewat melalui PKM T Kemendikbud.
Ketua Tim, Nur Hidayah mengatakan, teknologi redestilasi asap cair yang mereka kembangkan bertujuan tingkatkan kualitas asap. Mereka menjernihkan agar hasilkan asap cair grade II dan I yang bernilai fungsional lebih baik dari grade III.
Beda dari teknologi yang sudah ada, teknologi yang mereka kembangkan ditambahkan kolom zeolite yang berguna menyaring senyawa berbahaya dalam asap cair. Sehingga, terjadi penyaringan senyawa berbahaya yang masih terkandung dalam asap cair.
Teknologi yang dibuat mahasiswa UGM ini terdiri atas tabung destilasi, dua tabung kondensor, dan kolom zeolit. Dalam tabung destilasi akan terjadi proses pemanasan dan pemisahan senyawa yang terkandung dalam asap cair berdasarkan perbedaan titik didih senyawa tersebut.
"Dalam tabung kondensasi akan terjadi proses konversi senyawa dari bentuk uap menjadi bentuk cair kembali, sehingga dihasilkan asap cair," kata Nur Hidayah.
Komponen lain yang digunakan untuk pembuatan alat antara lain tabung destilasi food grade, tabung kondensor stainless steel, pipa spiral stainless steel food grade, zeolite granular, kran air, pompa kondensor, dan pipa PVC.
"Rancangan teknologi redestilasi ini diharapkan dapat membantu UMKM pengolahan asap cair di Indonesia, sehingga asap cair yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi dan mampu bersaing dengan produk pengasapan dan pengawet makanan lain," ujar Nur.