Kamis 26 Nov 2020 01:43 WIB

Plasma Penyintas Corona Tunjukkan Manfaat Bagi yang Dirawat

Untuk memastikan manfaat plasma ini masih banyak pemelitian yang diperlukan

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, Berdasarkan data uji klinis yang dilakukan di Argentina, ada manfaat dari plasma darah penyitas Covid-19 untuk merawat pasien dengan pneumonia parah yang disebabkan oleh virus corona. Terapi metode plasma penyembuhan itu, memberikan antibodi dari korban Covid-19 kepada orang yang baru terinfeksi.

Namun demikian, langkah itu tidak secara signifikan meningkatkan status kesehatan pasien atau mengurangi risiko kematian akibat penyakit yang lebih baik daripada plasebo. Sejauh ini, studi tersebut telah terbit di The New England Journal.

Menurut pemimpin studi, Ventura Simonovich dari Rumah Sakit Italiano de Buenos Aires, ada kemungkinan jika plasma pasien yang telah sembuh, dapat membantu pasien Covid-19 yang tidak mengalami gejala berat. Namun, untuk memastikannya, masih ada banyak penelitian yang diperlukan, selain dari pasokan pengobatan yang belum bisa diskalakan.

"Untuk pasien dengan penyakit parah, seperti yang ada dalam penelitian ini, terapi lain yang didasarkan pada antibodi dapat berperan,” katanya mengutip Reuters Rabu (25/11).

Studi baru di Argentina itu, melibatkan 333 pasien rawat inap dengan pneumonia Covid-19 parah yang secara acak ditugaskan untuk menerima plasma penyembuhan atau plasebo. Setelah 30 hari, peneliti tidak menemukan perbedaan yang signifikan pada gejala atau kesehatan pasien.

Setelah perawatan pula, angka kematian hampir sama di kisaran 11 persen pada kelompok plasma yang sembuh, dan 11,4 persen pada kelompok plasebo. Perbedaan itu tidak dianggap signifikan secara statistik.

Lebih lanjut, kemanjuran dari langkah itu memang terbatas. Tetapi, nyatanya, plasma pemulihan juga dilakukan pada mayoritas pasien di Amerika Serikat. Terlebih, ketika Presiden AS Donald Trump Agustus lalu juga menyebutnya sebagai terobosan bersejarah.

Tak hanya itu, sebuah penelitian singkat dari India pada Oktober lalu, juga menunjukkan jika plasma memang memungkinkan untuk membantu meringankan gejala pasien Covid-19. Dari mulai sesak napas dan kelelahan. Namun, masih tidak mampu untuk mengurangi risiko kematian karenanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement