Jumat 27 Nov 2020 15:25 WIB

Bumi Ternyata Lebih Dekat dengan Lubang Hitam Bima Sakti

Perhitungan model baru menghitung Bumi bergerak lebih cepat dari yang kita yakini.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
 Badan Antariksa AS (NASA) merilis sebuah gambar yang menakjubkan dari kumpulan bintang-bintang di gugusan bola, yang terletak sekitar 13.000 tahun cahaya dari pusat galaksi Bima Sakti.
Foto: nasa
Badan Antariksa AS (NASA) merilis sebuah gambar yang menakjubkan dari kumpulan bintang-bintang di gugusan bola, yang terletak sekitar 13.000 tahun cahaya dari pusat galaksi Bima Sakti.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Di pusat galaksi Bima Sakti ada lubang hitam supermasif yang disebut Sagitarius A*. Lubang hitam ini memiliki massa kira-kira 4 juta kali lipat dari Matahari kita.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa Bumi ternyata berjarak2.000 tahun cahaya lebih dekat ke Sagitarius A * daripada yang ilmuwan duga. Ini tidak berarti kita sedang berada di jalur tabrakan dengan lubang hitam. Namun hasil dari model Bima Sakti yang lebih akurat berdasarkan data baru.

Baca Juga

Dilansir di CNET, Jumat (27/11) disebutkan, selama 15 tahun terakhir, proyek astronomi radio Jepang, VERA, telah mengumpulkan data dengan menggunakan teknik yang disebut interferometri.

Dengan teknik ini, VERA mengumpulkan data dari teleskop di seluruh Jepang dan menggabungkannya dengan data dari proyek lain yang ada untuk membuat apa yang pada dasarnya merupakan peta paling akurat dari Bima Sakti.

Dengan menentukan lokasi dan kecepatan sekitar 99 titik tertentu di galaksi kita, VERA menyimpulkan bahwa lubang hitam supermasif Sagitarius A, di pusat galaksi kita, sebenarnya berjarak 25.800 tahun cahaya dari Bumi, hampir 2.000 tahun cahaya lebih dekat dari yang kita percayai sebelumnya.

Selain itu, model baru menghitung Bumi bergerak lebih cepat dari yang kita yakini. Model yang lebih tua mencatat kecepatan Bumi pada 220 kilometer per detik, mengorbit di sekitar pusat galaksi. Model baru VERA membuat kami bergerak dengan kecepatan 227 kilometer per detik. VERA sekarang berharap untuk meningkatkan akurasi modelnya dengan meningkatkan jumlah titik pengumpulan datanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement