REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman meminta Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) untuk membuka data temuannya yang menunjukkan 1.172 anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) positif Covid-19 tetap bertugas pada hari pemungutan suara Pilkada 2020. Hal ini diperlukan agar pihaknya dapat menindaklanjuti temuan tersebut.
"Ada data-data itu detail, pasti kami klarifikasi. Kami akan tindaklanjuti, kami menunggu data 1.172 (KPPS) yang dinyatakan Covid-19, diberitahu detailnya di mana," ujar Arief dalam diskusi daring, Jumat (11/12).
Jika data tersebut diberikan, KPU dapat memberikan peringatan kepada KPU daerah yang membiarkan KPPS yang positif Covid-19 tetap bertugas. Sebab hal tersebut tak sesuai dengan Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2020, yang menyatakan bahwa KPPS yang reaktif harus diganti dengan yang sehat.
"KPPS itu ada yabg reaktif dia harus diperiksa lagi atau diganti. Kami membuat regulasi untuk menjaga dua prinsip yang saya sampaikan berkali-kali, yaitu kesehatan dan keselamatan," ujar Arief.
Meski begitu, Arief mengklaim bahwa pelaksanaan Pilkada 2020 pada 9 Desember lalu berjalan baik. Meskipun ia mengakui adanya sejumlah kendala dan kelalaian selama tahapannya."Beberapa kejadian itu memang menyebabkan ketidaksempurnaan proses penyelenggaraan Pilkada 2020," ujar Arief.
Beberapa hal yang menjadi kendala adalah soal keterlambatan logistik di sejumlah daerah yang disebabkan oleh kondisi cuaca, daerah, dan masyarakat. Selain itu, ada ketidakpahaman penyelenggara dan pemilih terkait proses Pilkada 2020.
"Kita tidak punya pilihan diselenggarakan di akhir tahun, maka tantangan-tantangan terhadap alam itu juga harus mampu kitab hadapi," ujar Arief.
Ia mengatakan, Pilkada 2020 akan menjadi bahan evaluasi pihaknya dalam pelaksanaan pemilihan di masa depan. KPU bersama pihak terkait akan lebih berkoordinasi agar pelaksanaannya di tahun-tahun berikutnya berjalan lebih baik. "Catatan atas kelemahan kekurangan di beberapa tempat tentu akan menjadi pembelajaran kita," ujar Arief.