REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Dunia mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini di level 4,4 persen (year on year/ yoy), setelah terkontraksi 2,2 persen pada tahun lalu (yoy). Ekonomi diperkirakan terus terakselerasi pada tahun depan dengan pertumbuhan 4,8 persen (yoy).
Proyeksi tersebut disampaikan Bank Dunia dalam laporan terbarunya, Global Economic Prospects (GEP) Januari 2021 yang dirilis pada Selasa (5/1).
Angka proyeksi Bank Dunia terhadap ekonomi Indonesia tetap sama jika dibandingkan perhitungan sejak September. Namun, bila merujuk pada GEP Juni 2020, pertumbuhan ekonomi tahun ini turun 0,4 poin persen dari perkiraan semula, 4,8 persen.
Meski ekonomi diperkirakan semakin pulih, Bank Dunia memberikan catatan, pemulihan masih bersifat rapuh. Beberapa faktor risiko dapat menurunkan proyeksi seperti penundaan vaksinasi dan pemulihan global yang melemah.
Catatan ini juga disampaikan Bank Dunia terhadap prospek Asia Timur dan Pasifik yang diproyeksikan tumbuh 7,4 persen pada tahun ini. “Skenario buruk, di mana peluncuran vaksin tertunda dan ekonomi global lebih lemah dapat menahan pertumbuhan kawasan ke 5,4 persen pada 2021,” tulis Bank Dunia seperti dikutip dalam laporannya.
Pertumbuhan di kawasan Asia Timur dan Pasifik akan dipimpin oleh rebound di China. Negeri Tirai Bambu ini diproyeksikan mampu tumbuh 7,9 persen pada 2021, satu poin persen lebih tinggi dibandingkan perkiraan Bank Dunia pada Juni 2020.
Proyeksi itu berdasarkan skenario peluncuran vaksin yang efektif pada kuartal pertama tahun ini di negara-negara besar, pasar berkembang, dan negara berkembang yang lebih kecil. Namun, aktivitas ekonomi di wilayah Asia Timur dan Pasifik diperkirakan tetap di bawah tren pra-pandemi hingga akhir 2021 yang menggambarkan kerusakan jangka panjang akibat pandemi.
Investasi dan produktivitas diperkirakan tetap tertekan dan ketidakpastian kemungkinan akan tetap tinggi.