REPUBLIKA.CO.ID, SEATTLE-- Sekelompok karyawan Amazon menuntut perusahaan memutuskan hubungannya dengan situs jejaring sosial Parler. Mereka meminta perusahaan berhenti menyediakan layanan hosting web ke platform tersebut.
Amazon Employees for Climate Change and Justice mengunggah tweet pada Sabtu (9/1), bahwa Amazon Web Services, layanan infrastruktur internet perusahaan yang merupakan tulang punggung banyak situs web dan aplikasi, harus menolak layanan Parler sampai menghapus unggahan yang memicu kekerasan, termasuk saat pelantikan Presiden.
Parler telah menjadi populer di kalangan pendukung Presiden Donald Trump, karena platform seperti Twitter dan Facebook memperketat kebijakan moderasi mereka. Grup karyawan Amazon mencakup banyak pekerja berketerampilan tinggi di perusahaan, termasuk ilmuwan daya dan pengembang perangkat lunak.
“Sebagai pekerja Amazon, kami menuntut Amazon menolak layanan Parler sampai menghapus unggahan yang memicu kekerasan, termasuk saat pelantikan Presiden. Kita tidak bisa terlibat dalam lebih banyak pertumpahan darah dan serangan kekerasan terhadap demokrasi kita,” ujar Amazon Employees for Climate Change and Justice melalui akun Twitternya, dilansir dari The Verge, Ahad (10/1).
Ini bukan pertama kalinya grup mempertanyakan praktik perusahaannya. Sebelumnya, mereka menerbitkan surat pada April 2019 yang menyerukan Amazon untu mengadopsi rencana untuk mengatasi perubahan iklim dan mengakhiri kontrak AWS dengan perusahaan bahan bakar fosil.