Menurut dia, dokter juga melihat secara lengkap riwayat kesehatannya karena vaksin tidak bisa diberikan kepada orang yang memiliki penyakit jantung, ginjal, autoimun sistemik, saluran pencernaan kronis, kanker kelainan darah, HIV dan hipertiroid.
Dia menjelaskan, sebelum proses penyuntikan vaksin, petugas medis melakukan registrasi data diri, mengisi kuesioner screening kesehatan, dan juga melakukan pemeriksaan kesehatan singkat untuk memastikan kondisi layak vaksin.
"Setelah kondisi kesehatan dinyatakan layak vaksin, lalu dokter menyuntikkan vaksin di lengan kiri saya. Tidak sakit, hanya terasa pegal-pegal sedikit saja usai disuntik," katanya.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar menjelaskan, setelah proses penyuntikan selesai, tim medis memantau kondisi pascavaksin selama 30 menit untuk melihat kejadian pasca-imunisasi.
Dia mengatakan, sambil menunggu proses observasi, dirinya melakukan verifikasi data dan menerima sertifikat vaksin Covid-19 yang dapat digunakan sebagai pengganti surat rapid antigen atau swab test. "Presiden Joko Widodo sudah menetapkan bahwa vaksinasi Covid-19 dilakukan secara gratis kepada seluruh lapisan masyarakat. Mari kita dukung program ini dengan ikut serta melakukan vaksinasi, tidak perlu khawatir, karena vaksin tersebut sudah dipastikan keamanan dan kehalalannya," katanya.