REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah negara telah memulai vaksinasi Covid-19. Banyak orang berharap pandemi bakal segera berakhir. Akan tetapi, tidak sedikit pula individu yang meragukan keamanan vaksin, terutama untuk kalangan tertentu.
Salah satu kelompok yang dianggap rentan untuk menerima vaksin Covid-19 adalah ibu menyusui. Padahal, sebagian besar pakar kesehatan dan organisasi terkait justru menyarankan supaya ibu menyusui tetap menerima vaksin tersebut.
Sebelum mendapat vaksin, para ahli menganjurkan ibu menyusui berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan terlebih dahulu. Karena vaksin terbilang baru, memang belum ada banyak data yang khusus mengenai efeknya terhadap ibu menyusui.
Dokter kandungan Nicole Calloway Rankins mengatakan, secara umum para ahli telah mempelajari bahwa vaksin dapat ditoleransi dengan sangat baik oleh tubuh. Efek sampingnya pun minimal dan biasanya hilang dalam 24-36 jam.
Efek samping yang dimaksud Rankins terjadi saat pemberian dosis kedua vaksin, meliputi rasa lelah, nyeri otot, dan demam. Selain itu, berdasarkan penelitian, ibu menyusui tidak mengalami efek samping yang lebih parah dari kelompok lain.
Anggota Lansinoh Clinical Advisory Network itu berpendapat, efek samping tersebut jauh lebih ringan daripada ketika seseorang terinfeksi corona. Meski ada juga yang tanpa gejala atau dengan gejala ringan, sebagian kasus bisa menjadi parah.
Penyebab ibu menyusui dianggap rentan adalah kurangnya angka keterlibatan kelompok tersebut dalam uji coba klinis. Meski begitu, Rankins mengatakan ibu hamil dan menyusui memang hampir selalu dikecualikan dalam berbagai uji klinis.
Itu bukan hal aneh ataupun sesuatu yang baru, melainkan karena para ahli tidak sepenuhnya memahami risiko berbagai uji pada bayi, yang mungkin saja terpengaruh melalui ASI. Beberapa organisasi menyarankan standar itu harus diubah.
Penting juga diketahui, sejumlah organisasi merekomendasikan ibu menyusui untuk mendapatkan vaksinasi. Beberapa di antaranya adalah American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan Academy of Breastfeeding Medicine (ABM).
Dengan berbagai rekomendasi itu, Rankins mengatakan ibu menyusui sebaiknya memutuskan sendiri apakah memilih untuk mendapat vaksinasi atau tidak. Salah satu yang bisa jadi pertimbangan adalah melihat manfaat dan risikonya.