Rabu 27 Jan 2021 23:00 WIB

Kebiasaan Makan Ini Berisiko Buruk Bagi Kesehatan

Memanaskan makanan dalam plastik memungkinkan Anda menelan bahan kimia tidak sehat.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Memanaskan makanan dalam wadah plastik (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Memanaskan makanan dalam wadah plastik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti mengatakan kebiasaan memiliki pengaruh yang baik dalam hidup seseorang, baik itu pengaruh baik atau buruk, termasuk soal makan. Ada beberapa kebiasaan makan yang bisa berisiko pada kesehatan Anda.

Apa saja kebiasaan yang dimaksud? Berikut daftarnya seperti dilansir di laman Eat This, Rabu (27/1): 

1. Tidak merencanakan makan 

Jika Anda tidak memiliki rencana makan, kemungkinan besar Anda akan memesan atau mengandalkan makanan beku atau kalengan yang diproses dengan baik. Alhasil, Anda akan memasukkan makanan-makanan kurang sehat ke dalam tubuh Anda. 

2. Tidak minum air sebelum makan

Minum air sebelum makan adalah salah satu prinsip pertama dari rencana diet. "Anda tidak hanya harus minum air setiap kali makan, tapi Anda juga harus minum segelas air sebelum Anda menyantap gigitan pertama," ujar ahli gizi Ilana Muhlstein, RD.

3. Memanaskan makanan dalam plastik

Jika Anda terbiasa membungkus makanan dengan bungkus plastik, atau memasukkannya ke dalam wadah plastik kemudian memanaskannya dalam microwave, Anda bisa menelan bahan kimia yang tidak sehat. Wadah plastik yang tidak aman untuk microwave, termasuk wadah untuk dibawa pulang, dapat melarutkan BPA dan ftalat ke dalam makanan, terutama jika makanan berlemak, seperti daging dan keju. BPA (bisphenol A) dan ftalat dicurigai sebagai pengganggu endokrin, yang meniru hormon dan dapat mengganggu sel sehat.

Meskipun paparan tunggal terhadap bahan kimia tertentu kecil, namun jika terjadi berulang dalam jangka waktu lama, efeknya dapat bertambah. "Yang mengarah pada berbagai hasil kesehatan yang merugikan pada masa mendatang," ujar profesor fisiologi reproduksi Harvard dr Russ Hauser kepada Harvard Health Publishing.

4. Makan banyak makanan asin

Mungkin Anda tidak pernah meraih tempat garam. Tetapi jika Anda memiliki kebiasaan makan di luar atau menyiapkan banyak makanan untuk makan malam, Anda mungkin mengonsumsi terlalu banyak natrium.

"Lebih dari 70 persen natrium makanan berasal dari makan makanan kemasan dan siap saji, bukan dari garam yang ditambahkan ke makanan saat memasak atau makan di rumah," kata Food & Drug Administration AS.

5. Jarang menyertakan sayuran

Penelitian American Society for Nutrition pada 2019 menemukan setiap tahun hampir satu dari tujuh orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit jantung dan stroke. Kondisi itu disebabkan oleh tidak cukup makan buah. Sekitar satu dari 12 orang meninggal karena penyakit kardiovaskular karena tidak mengonsumsi sayuran dalam jumlah yang cukup.

6. Jarang mengandung protein

Satu analisis dari 10 studi oleh para peneliti di Purdue University menemukan bahwa subjek yang makanannya mengandung jumlah protein tidak mencukupi menjadi lebih lapar. Pada akhirnya, mereka makan lebih banyak dibandingkan saat makanan mereka mengandung jumlah protein yang disarankan atau lebih.

Makan malam yang kekurangan protein dapat menyebabkan peningkatan rasa lapar setelah makan malam dan makan larut malam. Pada gilirannya, hal ini dapat menyebabkan penambahan berat badan yang signifikan.

7. Makan terlalu cepat

Peneliti Jepang mengevaluasi 642 orang berdasarkan kecepatan makan. Hasilnya, menemukan bahwa pemakan cepat 11,6 persen lebih cenderung memiliki sindrom metabolik, sekelompok gangguan termasuk gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, dan trigliserida tinggi, daripada pemakan normal dan lambat. Makan cepat juga dikaitkan dengan peningkatan berat badan.

Makan cepat dan kurang mengunyah juga dapat memengaruhi jumlah nutrisi yang Anda dapatkan bahkan dari makanan sehat. "Saat makan terlalu cepat, kita mungkin tidak dapat menyerap dan menyerap nutrisi," kata ahli gizi Cassidy Gunderson, PhD, pemilik Spiro Health & Wellness di Salt Lake City. 

8. Makanan penutup yang besar

Makan makanan penutup yang besar dan manis setiap malam dapat menambah berat badan yang menyebabkan obesitas dan diabetes. 

9. Tetap duduk setelah makan malam

Sebuah studi oleh American Cancer Society yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology pada 2018 mengaitkan duduk untuk waktu yang lama dengan risiko kematian yang lebih tinggi dari 14 penyebab umum kematian. Studi tersebut diikuti oleh 127.554 orang yang tidak memiliki penyakit kronis selama 21 tahun.

Hasilnya menunjukkan mereka yang paling banyak duduk pada waktu luang memiliki risiko kematian yang lebih tinggi akibat kanker, penyakit jantung, stroke, diabetes, penyakit ginjal, dan penyakit paru-paru.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement