REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Bumi memiliki asteroid Trojan kedua yang berbagi orbitnya. Asteroid tersebut, yang dijuluki 2020 XL5, berdiameter beberapa ratus meter dan orbitnya terikat pada gravitasi yang stabil di depan Bumi dalam orbitnya.
Trojan adalah asteroid yang secara gravitasi terkunci di depan (L4 dengan sudut 60 derajat) atau di belakang (L5) planet. Trojan berada dalam orbit yang sama mengelilingi Matahari. Jupiter besar memiliki lebih dari 9.000 Trojan.
Secara teori, orbit Trojan akan stabil di sekitar setiap planet kecuali Saturnus, tempat gravitasi Jupiter menariknya menjauh. Sejauh ini, Trojan telah ditemukan berbagi orbit, setidaknya untuk sementara, dengan Neptunus, Uranus, Mars, Venus, dan Bumi.
"Trojan Bumi sulit ditemukan karena selama sebagian besar orbitnya, mereka tampak dekat dengan Matahari di langit. Tidak hanya itu, tetapi resonansi gravitasi tidak menahan mereka pada jarak 60 derajat di depan dan di belakang Bumi," jelas Astronom Tony Dunn dilansir di Sky and Telescope, Jumat (5/2).
Pesawat antariksa Wide-field Infrared Survey Explorer milik NASA menemukan Trojan Bumi, 2010 TK7, yang juga terkunci pada titik L4, pada bulan Oktober 2010 ketika memindai langit inframerah 90 derajat dari Matahari.
Trojan Bumi pertama, TK7 2010, datang dalam jarak 20 juta kilometer ke Bumi setiap beberapa ratus tahun. Trojan ini saat ini sedang menjauh. Model menunjukkan orbitnya cukup stabil untuk tetap berada dalam resonansi one to one dengan Bumi selama sekitar seperempat juta tahun.
Sejauh ini tahun 2020 XL5 baru diamati hanya beberapa minggu, dan astronom amatir Sam Deen mengatakan kita mungkin harus menunggu hingga November atau Desember sampai lebih banyak pengamatan dapat dilakukan untuk menentukan orbitnya.
Populasi Trojan Bumi seharusnya bertahan sejak planet terbentuk jika orbitnya tidak berubah sejak saat itu. Keberadaan mereka atau ketiadaan, memiliki implikasi lain juga.