Rabu 10 Mar 2021 00:04 WIB

Mengenal Meterorit Tertua yang Ditemukan di Gurun Sahara

Meteorit Erg Chech 002 atau EC 002 diduga berasal dari 4,6 juta tahun lalu.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Meteorit. Ilustrasi.
Meteorit. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Batuan vulkanik tertua yang pernah ditemukan oleh para ilmuwan dapat membantu memahami blok penyusun planet-planet di alam semesta. Meteroit yang ditemukan di Gurun Sahara pada 2020 diketahui berasal dari dua juta tahun setelah pembentukan tata surya.

Ini membuatnya satu juta tahun lebih tua dibandingkan benda langit lain pemegang rekor sebelumnya. “Saya telah meneliti meteroit selama lebih dari 20 tahun dan ini mungkin menjadi meteroit terbaru yang paling fantastis yang pernah saya lihat,” ujar a Jean-Alix Barrat dari Western Brittany University di Prancis.

Baca Juga

Barrat dan rekan-rekannya menganalisis meteorit yang disebut Erg Chech 002 atau EC 002. Dari sana, mereka menemukan bahwa itu tidak seperti meteorit lain yang pernah ditemukan sebelumnya.

Menurut Barrat bersama rekan peneliti, EC 002 adalah jenis batuan yang disebut sebagai andesit. Di Bumi, batuan ini kebanyakan ditemukan di zona subduksi, area di mana lempeng tektonik bertabrakan dan salah satunya didorong ke bawah yang lain.

Sebagian besar meteorit yang ditemukan di Bumi terbuat dari jenis batuan vulkanik lain yang disebut basal. Analisis susunan kimiawi meteorit baru menunjukkan bahwa ia pernah meleleh, dan mengeras hampir 4,6 miliar tahun yang lalu.

Hal tersebut mengartikan bahwa EC 002 adalah bagian dari kerak protoplanet kuno yang pecah di masa lalu tata surya. Belum ada asteroid yang terlihat seperti EC 002, di mana ini menunjukkan bahwa hampir tidak tersisa relik yang masih ada.

Hampir semua bagian dari EC 002 telah bertabrakan bersama untuk membentuk planet atau hancur berkeping-keping. Menurut Barrat, ketika mendekati permulaan tata surya, para ilmuwan akan semakin sulit mendapatkan sebuah sampel untuk diteliti.

“Kami mungkin tidak akan menemukan sampel lain yang lebih tua dari ini,” jelas Barrat.

Analisis para peneliti menunjukkan bahwa magma yang membentuk EC 002 membutuhkan setidaknya 100.000 tahun untuk mendingin dan mengeras setelah meleleh. Studi lebih lanjut tentang artefak ini dari tata surya awal dapat membantu memahami bagaimana planet-planet di alam semesta seluruhnya, termasuk Bumi terbentuk.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement