REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Para ilmuwan dalam studi terbaru mengkaji mengenai air 'tumpah' dari atmosfer Mars akibat perubahan musim dan badai Mars. Ilmuwan meyakini ada banyak air melimpah di Mars. Ada suatu peristiwa yang menyebabkan air di Mars hilang dan kini planet iu berubah menjadi kering dan tandus.
Sebenarnya ada air di Mars, tetapi tampaknya hanya ada di lapisan es di kutub planet atau sebagai gas di atmosfer tipis planet itu. Air telah keluar dari planet ini selama miliaran tahun, sejak Mars kehilangan medan magnetnya.
Studi menunjukkan bagaimana air bergerak meninggalkan atmosfer planet. Studi baru, yang dipimpin oleh Anna Fedorova dari Space Research Institute of the Russian Academy of Sciences dan Jean-Yves Chaufray dari Laboratoire Atmospheric Observations Spatiales di Prancis menggunakan data dari European Space Agency's (ESA).
Pengorbit ExoMars, yang memulai misi sains utamanya pada tahun 2018, dan pengorbit Mars Express ESA, mendapati tingkat pelepasan air Mars ditentukan oleh perubahan cuaca dan iklim di Mars serta jarak planet dari matahari.
"Atmosfer adalah penghubung antara permukaan dan luar angkasa, dan begitu banyak hal yang dapat kita ketahui tentang bagaimana Mars telah kehilangan airnya," kata Fedorova dalam pernyataan ESA dilansir dari Space.
Dalam studi ini, tim menggunakan data dari instrumen SPICAM (Spektroskopi untuk Investigasi Karakteristik Atmosfer Mars) ExoMars. Data itu hasil pengamatan atmosfer Mars.
"Kami mempelajari uap air di atmosfer dari tanah hingga ketinggian 100 kilometer, wilayah yang belum dieksplorasi, selama delapan tahun Mars," kata Fedorova.
Satu tahun di Mars sama dengan dua tahun Bumi. Para peneliti menemukan ketika planet terjauh dari matahari, sekitar 400 juta km jauhnya, uap air di atmosfer Mars benar-benar hanya ada kurang dari 60 km dari permukaan planet. Namun, ketika planet ini paling dekat dengan matahari, pada sekitar 333 juta kilometer, air dapat ditemukan sejauh 90 km di atas permukaan.
Fedorova menyampaikan ketika Mars dan matahari berpisah lebih jauh, hawa dingin membuat uap air pada ketinggian tertentu di atmosfer Mars membeku. Tetapi saat planet semakin dekat dan hangat, air tersebut dapat bersirkulasi lebih jauh.
"Karena uap air dapat bergerak lebih jauh di atmosfer Mars selama musim yang lebih hangat, saat itu juga planet kehilangan lebih banyak air," ujar Fedorova.
"Atmosfer bagian atas menjadi lembab dan jenuh dengan air, menjelaskan mengapa tingkat pelarian air meningkat selama musim ini, air terbawa lebih tinggi, membantu pelariannya ke luar angkasa," tambah Fedorova.