REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Klinik Pendidikan MIPA (KPM) kembali menggelar perhelatan bertaraf nasional yang bertajuk “Babak Penyisihan Kompetisi Matematika Suprarasional (KMS) ke-16 se-Indonesia”. Perhelatan yang menerapkan konsep biaya seikhlasnya ini mendapatkan antusiasme yang tinggi dari para siswa.
Sebanyak 12 ribu lebih siswa dari tingkat SD hingga SMA turut ambil bagian dalam perhelatan yang dilaksanakan secara daring pada Ahad (18/4). Kompetisi Matematika Suprarasional (KMS) adalah kompetisi yang semula dikenal sebagai Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR). KMNR yang telah berlangsung rutin setiap tahun selama 15 tahun kini telah diintegrasikan dengan muatan materi adab dan akhlak sehingga pada tahun ini bertransformasi menjadi KMS ke-16.
Kepala Divisi Pendidikan, Pelatihan dan Lomba KPM, Herman Hadiwijaya, menuturkan di masa pandemi yang begitu panjang ini, bukan hanya masalah literasi dan numerasi saja yang harus dibenahi dalam sistem pendidikan nasional. Jauh lebih penting daripada itu adalah adab dan akhlak siswa. Herman menambahkan, saat ini siswa sudah sangat jarang berinteraksi dengan orang lain, seperti Bapak/Ibu guru dan teman-temannya.
“Hal ini tentunya akan berpengaruh pada perilaku para siswa. Maka dari itu, KPM selaku lembaga pendidikan yang peduli pada para penerus bangsa menggelar kompetisi yang di dalamnya sarat akan makna adab dan akhlak,” imbuhnya.
Sementara itu, perhelatan tahunan KPM ini pun disambut positif para orang tua dan peserta. Salah satunya orang tua Iqbal Fadhilah Alfaqih dari SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen.
“Alhamdulillah sangat membantu putra kami untuk lebih mengeksplorasi kemampuan diri di bidang matematika, apalagi di masa pandemi. Soalnya pun tergolong di atas kemampuan anak-anak setingkatnya, paling tidak mereka bisa merasakan soal-soal berkualitas,” ujarnya.