Kamis 22 Apr 2021 13:40 WIB

Ekosistem Digital yang Kuat Diperlukan untuk Bukit Algoritma

Wacana membangun techno park seperti Bukit Algoritma sudah bergulir cukup lama.

Ilustrasi Digital
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi Digital

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung, Mohammad Ridwan Effendi, menilai positif rencana pembangunan Bukit Algoritma. Namun, ia mengatakan, perlu ada ekosistem digital yang kuat untuk kawasan teknologi seperti itu.

Ia berpendapat Bukit Algoritma sebagai ide yang baik untuk menyatukan tempat riset teknologi seperti di Silicon Valley. Selain itu, akan ada kolaborasi industri dengan perguruan tinggi.

Baca Juga

"Tentu butuh koordinasi yang lebih baik lagi untuk membangun ekosistem riset dan industri. Butuh ekosistem yang terencana lebih baik," kata Ridwan dalam webinar tentang teknologi, Selasa (21/4).

Ia menilai wacana untuk membangun "techno park" seperti Bukit Algoritma sebenarnya sudah bergulir cukup lama. Di Bandung, Jawa Barat, sudah ada lokasi untuk perusahaan rintisan bernama Bandung Digital Valley yang digagas Telkom Indonesia. Kampus ITB, Ridwan mengatakan, juga akan segera memiliki lokasi serupa.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi berpendapat kawasan teknologi serupa Silicon Valley secara tidak langsung sudah ada di Indonesia, seperti kota Bandung (Jawa Barat), Yogyakarta dan area Slipi (Jakarta Barat), tempat pusat riset dan perusahaan teknologi berkantor. Heru melihat dari tataran ide, rencana membangun Bukit Algoritma adalah hal yang baik.

Namun, kawasan teknologi tersebut akan sangat memerlukan ekosistem teknologi digital. "Silicon Valley pun butuh waktu yang lama hingga menjadi seperti sekarang," kata Heru.

Ekosistem yang dimaksud para pakar termasuk ketersediaan infrastruktur, listrik, pusat data (data center), lokasi komputasi awan (cloud computing) dan sistem pemulihan data. Silicon Valley dinilai memiliki ekosistem yang terdiri dari industri, akademisi dan dukungan pemerintah.

"Keberhasilan itu, bagaimana mereka menyiapkan ekosistem, akademisi dan kolaborasi dengan industri," kata Heru.

Kawasan khusus pengembangan teknologi dan industri di Indonesia direncanakan berada di Sukabumi, Jawa Barat, bernama Bukit Algoritma, yang diharapkan bisa menjadi seperti Silicon Valley di California, Amerika Serikat.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement