Selasa 11 May 2021 04:11 WIB

Produsen Mobil Terbesar India Perpanjang Tutup Fasilitas

Maruti Suzuki India menutup fasilitas hingga 16 Mei.

Anggota keluarga, yang mengenakan Alat Pelindung Diri (APD), melakukan upacara terakhir untuk korban COVID-19 selama pemakaman mereka di tempat kremasi di New Delhi, India, Kamis (29/4). Delhi melaporkan 25.986 kasus baru, 368 kematian dalam 24 jam terakhir dan terus berjuang dengan suplai oksigen.
Foto: EPA-EFE/IDREES MOHAMMED
Anggota keluarga, yang mengenakan Alat Pelindung Diri (APD), melakukan upacara terakhir untuk korban COVID-19 selama pemakaman mereka di tempat kremasi di New Delhi, India, Kamis (29/4). Delhi melaporkan 25.986 kasus baru, 368 kematian dalam 24 jam terakhir dan terus berjuang dengan suplai oksigen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen mobil terbesar India, Maruti Suzuki India Ltd mengatakan bahwa pihaknya memperpanjang penutupan fasilitas pemeliharaan yang direncanakan hingga 16 Mei. Penutipan seharusnya dilakukan hingga 9 Mei dengan alasan pandemi COVID-19.

Dikutip dari Reuters, Ahad (9/5), masih belum jelas apakah penutupan itu untuk memastikan keselamatan para pekerjanya atau karena permintaan yang lebih rendah. Pandemi virus corona mendorong penjualan kendaraan penumpang India ke level terendah dalam enam tahun.

Baca Juga

Menurut data tahunan dari badan industri otomotif bulan lalu, sektor tersebut bersiap untuk kejatuhan lebih lanjut dari lonjakan kasus baru-baru ini. Kenichi Ayukawa, President Society of Indian Automobile Manufacturers (SIAM) mengatakansektor otomotif India sedang terpuruk.

"Sektor otomotif India sudah menghadapi 'perlambatan struktural yang dalam', bahkan sebelum pandemi dan bersama-sama ini telah mendorong kembali penjualan selama bertahun-tahun," kata Kenichi Ayukawa, President Society of Indian Automobile Manufacturers (SIAM), yang juga Direktur Pelaksana Maruti Suzuki.

Institute for Health Metrics and Evaluation memperkirakan bahwa India akan mencapai 1 juta kematian COVID-19 pada Agustus. Kasus meningkat 401.078 pada hari Sabtu (8/5). Pakar medis mengatakan jumlah nyata kasus COVID-19 dan kematian cenderung jauh lebih tinggi daripada penghitungan resmi.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement