REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menilai pengembangan sumber daya manusia (SDM) masih menjadi tantangan bagi Indonesia untuk dapat bersaing dengan negara di dunia. "Sumber daya alam Indonesia tidak akan bisa dibandingkan, kita sangat kaya. Namun, kita punya tantangan di sumber daya manusia. Indonesia harus dapat bersaing di ranah global dengan berbagai negara maju di dunia," ujar Direktur LPDP Dwi Larso dalam webinar berjudul "Beasiswa LPDP 2021: Wujudkan Visi SDM Unggul Indonesia melalui Pendidikan Terbaik Dunia" di Jakarta, Selasa (11/5).
Ia menyampaikan pada 2019, indeks daya saing Indonesia berada di peringkat 50 diantara 141 negara. Peringkat itu naik-turun sejak beberapa tahun sebelumnya.
"Kalau kita lihat tantangan terbesarnya terkait dengan sumber daya manusia," ucapnya.
Di samping itu, lanjut dia, skor innovation capability (kapasitas inovasi) Indonesia hanya 37,7 dari skor tertinggi 100, peringkat ke-74 dari 141 negara. Kemudian pasar tenaga kerja Indonesia berada di peringkat ke-85, dengan skornya 58.
"Jadi banyak sekali area-area yang bisa kita perbaiki kalau SDM kita juga meningkat, baik secara skill, attitude maupun dalam pendidikannya maupun pengetahuannya," kata Dwi Larso.
Ia menambahkan, tenaga terdidik Indonesia juga masih menjadi tantangan mengingat jumlahnya yang masih sangat minim. "Jumlah lulusan S1 atau sarjana di Indonesia hanya 9 persen dari total penduduk, artinya hanya satu dari 11 orang," ujarnya.
Sementara tenaga kerja S2 (magister), ia menyampaikan, hanya satu dari 250 orang. Dan S3 (Doktor) hanya satu dari 2.500 orang. "Jumlahnya sedikit, ini juga menjadi tantangan besar bagi SDM Indonesia," ucapnya.
Ia optimistis dengan pengembangan SDM yang terus digencarkan, Indonesia akan menjadi negara nomor tujuh di dunia secara ekonomi pada tahun 2030, dan menjadi kekuatan keempat di dunia pada tahun 2050. "Ini perlu kita sadari bahwa kemajuan ini tentunya tidak lepas dari perjuangan kita sebagai anak bangsa. Jadi kita pikir bahwa pengembangan SDM bangsa ini adalah suatu yang kritikal, apalagi Indonesia harus bersaing di ranah global dengan berbagai negara maju di dunia," katanya.