Oleh : Fitriyan Zamzami, Wartawan Republika
REPUBLIKA.CO.ID, Tak dinyana, bahkan penjajahan Israel dan penderitaan warga Palestina masih saja dicemari polarisasi di Tanah Air. Saat ratusan ribu di berbagai penjuru dunia angkat suara membela Palestina, di Tanah Air masih menguar suara-suara sinis, mengapa bantu orang-orang di Palestina? Di sini kan banyak yang susah juga!"
Akan coba saya jelaskan betapa konyolnya pertanyaan tersebut. Pertama, kita orang Indonesia mau dia Muslim, Kristen, Buddha, Hindu, Konghucu, yang berpenghasilan sudah bayar pajak ke negara setiap tahun. Uang itu, janjinya pemerintah dari zaman kemerdekaan sampai sekarang, buat pendidikan, buat kesehatan, buat memelihara anak telantar dan orang miskin, buat kesejahteraan rakyat sepenuhnya.
Jadi jika kita melihat berbagai ketimpangan di Tanah Air, pertanyaan ini lebih tepat ditanyakan juga ke pemerintah: "Duit gua lu kemanain?"
Kedua, menurut Badan Amil Zakat Nasional, pada 2020 lalu (ingat ini saat pandemi dimulai); dana zakat, infak, sedakah, dan wakaf (Ziswaf) yang digelontorkan umat Islam Indonesia totalnya Rp 12,5 triliun. Jumlah ini naik dari tahun sebelumnya yang nilai totalnya Rp 10,6 triliun.
Tahun ini, bahkan dengan pandemi yang belum kelar, jumlahnya diperkirakan melonjak lagi menjadi Rp 19,8 triliun! Dompet Dhuafa, lembaga filantropi yang lahir di Republika, sendirian bisa mengumpulkan Rp 260 miliar pada 2020 lalu.
Ingat juga, ini baru yang terdata. Sementara, pendataan tersebut baru mencakupi sekitar 60 persen dari yang sebenarnya dikucurkan masyarakat.