Seperti diungkapkan oleh National Health Service (NHS) Inggris, alkohol yang dikonsumsi ibu hamil akan "sampai" kepada janin dalam kandungan. Janin di dalam kandungan tak bisa memproses alkohol sebaik tubuh ibu yang mengandungnya.
Hati juga diketahui sebagai salah satu organ yang berkembang belakangan pada janin. Organ hati janin baru mencapai tahap yang matang di pengujung usia kehamilan.
Terlalu banyak paparan alkohol pada janin dapat memberikan efek yang serius bagi perkembangan janin. Sebagai contoh, meminum alkohol khususnya di tiga bulan pertama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, dan berat bayi lahir rendah.
Sementara itu, meminum alkohol setelah usia kehamilan melewati tiga bulan dapat memengaruhi kondisi bayi ketika dilahirkan, seperti kesulitan belajar dan masalah perilaku. Semakin banyak minuman beralkohol yang dikonsumsi ibu hamil, semakin besar pula risiko yang harus dihadapi.
Selain itu, kebiasaan minum alkohol dalam jumlah yang banyak selama kehamilan dapat menyebabkan bayi mengalami kondisi serius yang dikenal dengan sebutan fetal alcohol syndrome (FAS).
Beberapa gejala FAS adalah pertumbuhan yang buruk, fitur wajah yang berbeda, dan masalah dalam perilaku, dan kemampuan belajar. Meminum alkohol dalam jumlah lebih sedikit atau banyak minum alkohol hanya dalam satu waktu selama kehamilan tetap berkaitan dengan risiko FAS, meski lebih rendah.