REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehidupan rumah tangga tak lepas dari berbagai masalah. Psikolog keluarga, Kasandra Putranto menyebut ada beberapa hal yang menjadi penanda bahwa kita sedang menghadapi tekanan atau stres dalam membina keluarga.
Menurutnya, ciri-ciri yang menandakan bahwa kita sedang mengalami tekanan adalah ketika muncul hal yang mengganggu fungsi kehidupan. Mulai dari bangun dan tidur, makan dan minum, kerja dan sekolah, hubungan dan komunikasi, serta persepsi tentang kehidupan
Gejala-gejala itu bisa bermacam-macam. "Misalnya sulit tidur, sulit bangun, tidur tidak berkualitas, makan terlalu banyak, kurang makan, makan dimuntahin lagi, tidak mau makan, tidak mau kerja/sekolah, sulit konsentrasi, kualitas/kuantitas pekerjaan rendah, dan lain-lain," ucap Kasandra kepada Republika.co.id.
Menurut dia, pentingnya aspek psikologi dalam perkembangan keluarga, maka masing-masing anggota keluarga perlu saling menjaga. Bila menemukan gejala-gejala demikian sebaiknya keluarga mendukung dan mengkonsultasikannya kepada ahli atau psikolog.
Tak hanya aspek psikologi yang harus diperhatikan dalam menjalani berbagai fase hidup. Aspek keuangan pun perlu dipersiapkan sebelum membina sebuah keluarga.
Perencana keuangan Ila Abdurrahman mengatakan, perencanaan keuangan seseorang dilakukan sejak seseorang tersebut mulai berpenghasilan. Seperti bepergian yang memiliki tujuan tempat tertentu dan memerlukan peta untuk meraihnya, menjalani hidup pun diperlukan tujuan dan peta keuangan untuk mewujudkannya.
"Dari single, lalu perencanaan keuangan ke pernikahan, lalu kehamilan dan kelahiran. Setelah itu ada aqiqah, khitan kalau putranya laki-laki, lalu perencanaan pendidikan anak baik formal dan informal. Lalu dilanjutkan perencanaan pernikahan anak-anak ini," kata Ila kepada Republika.
Sebagai orang tua, setidaknya ada tiga kewajiban kepada anak selain memenuhi kebutuhan untuk kebutuhan hidup pokok seperti sandang, pangan, dan papan. Kewajiban itu adalah memberi nama yang baik yang dapat diartikan dilakukan aqiqah dan khitan, mendidik formal informal, dan menikahkan anak.