Rabu 23 Jun 2021 02:03 WIB

Tanda Kita Sedang Hadapi Tekanan dalam Keluarga

Sspek psikologi penting dalam perkembangan keluarga,

Rep: Farah Noersativa/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Suami Istri
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ilustrasi Suami Istri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehidupan rumah tangga tak lepas dari berbagai masalah. Psikolog keluarga, Kasandra Putranto menyebut ada beberapa hal yang menjadi penanda bahwa kita sedang menghadapi tekanan atau stres dalam membina keluarga.

Menurutnya, ciri-ciri yang menandakan bahwa kita sedang mengalami tekanan adalah ketika muncul hal yang mengganggu fungsi kehidupan. Mulai dari bangun dan tidur, makan dan minum, kerja dan sekolah, hubungan dan komunikasi, serta persepsi tentang kehidupan

Baca Juga

Gejala-gejala itu bisa bermacam-macam. "Misalnya sulit tidur, sulit bangun, tidur tidak berkualitas, makan terlalu banyak, kurang makan, makan dimuntahin lagi, tidak mau makan, tidak mau kerja/sekolah, sulit konsentrasi, kualitas/kuantitas pekerjaan rendah, dan lain-lain," ucap Kasandra kepada Republika.co.id.

Menurut dia, pentingnya aspek psikologi dalam perkembangan keluarga, maka masing-masing anggota keluarga perlu saling menjaga. Bila menemukan gejala-gejala demikian sebaiknya keluarga mendukung dan mengkonsultasikannya kepada ahli atau psikolog.

Tak hanya aspek psikologi yang harus diperhatikan dalam menjalani berbagai fase hidup. Aspek keuangan pun perlu dipersiapkan sebelum membina sebuah keluarga. 

Perencana keuangan Ila Abdurrahman mengatakan, perencanaan keuangan seseorang dilakukan sejak seseorang tersebut mulai berpenghasilan. Seperti bepergian yang memiliki tujuan tempat tertentu dan memerlukan peta untuk meraihnya, menjalani hidup pun diperlukan tujuan dan peta keuangan untuk mewujudkannya.

"Dari single, lalu perencanaan keuangan ke pernikahan, lalu kehamilan dan kelahiran. Setelah itu ada aqiqah, khitan kalau putranya laki-laki, lalu perencanaan pendidikan anak baik formal dan informal. Lalu dilanjutkan perencanaan pernikahan anak-anak ini," kata Ila kepada Republika. 

Sebagai orang tua, setidaknya ada tiga kewajiban kepada anak selain memenuhi kebutuhan untuk kebutuhan hidup pokok seperti sandang, pangan, dan papan. Kewajiban itu adalah memberi nama yang baik yang dapat diartikan dilakukan aqiqah dan khitan, mendidik formal informal, dan menikahkan anak. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement